KARAKTERISASI MORFOLOGIS DAN AGRONOMIS BEBERAPA KULTIVAR PADI GOGO LOKAL (Oryza sativa L) ASAL KABUPATEN ROKAN HULU RIAU

Padi gogo merupakan padi yang dapat tumbuh dengan baik di lahan yang memiliki kandungan air yang minim atau lahan kering. Salah satu wilayah yang memiliki kekayaan plasma nutfah padi gogo lokal adalah kabupaten Rokan Hulu Riau. Karakterisasi dilakukan untuk menjaga kekayaan plasma nutfah padi gogo lokal dan untuk mengetahui potensi keunggulan dari kultivar padi gogo lokal asal kabupaten Rokan Hulu Riau. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkarakterisasi beberapa kultivar padi gogo lokal asal kabupaten Rokan Hulu Riau, (2) dapat membedakan dan mengetahui keunggulan dan kelemahan karakter morfologis dan agronomis beberapa kultivar padi gogo lokal asal kabupaten Rokan Hulu Riau, dan (3) mengetahui tingkat keragaman antar kultivar padi gogo lokal asal kabupaten Rokan Hulu Riau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen tanpa rancangan yang telah dilaksanakan pada bulan September 2018 – Februari 2019 di lahan petani Batu Busuk dan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Karakterisasi dilakukan terhadap karakter morfologis dan agronomis 15 kultivar padi gogo lokal. Hasil penelitian karakterisasi morfologis dan agronomis ke 15 kultivar padi gogo lokal memiliki sifat yang beragam dan seragam baik pada karakter kualitatif maupun karakter kuantitatifnya. Pada 15 kultivar padi gogo lokal asal kabupaten Rokan Hulu Riau ditemukan karakteristik yang diharapkan yaitu umur genjah terlihat pada kultivar Panjang, karakter tinggi tanaman pendek pada kultivar Telur Slimang, karakter jumlah anakan produktif terbanyak dan karakter jumlah gabah terbanyak oleh kultivar Kutiran serta karakter bobot gabah terberat dimiliki oleh kultivar sungkai. Pada 15 kultivar padi gogo lokal yang diamati memiliki keragaman yang luas yang dapat dilihat pada beberapa karakter penting seperti umur panen, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, dan bobot gabah perumpun. Diperoleh bahwa kultivar Kutiran sebagai kultivar yang memiliki tingkat kemiripan yang paling jauh dibandingkan kultivar lainnya. Sedangkan kultivar Panjang dengan kultivar Kuku Balam II memiliki tingkat kemiripan yang sama