FORM BA-5.1-KWK MENJADI SENGKETA DALAM TAHAPAN VERIFIKASI FAKTUAL DUKUNGAN CALON INDEPENDEN PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE 2021 - 2026 (Studi Pada Pasangan Irjen Pol. Drs. H. Fakhrizal, M.Hum dan Dr. H. Genius Umar, S.Sos, M.Si)

ABSTRAK Haris Dwinas Saputra, 1710812009. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Judul Skripsi: Form BA-5.1-KWK Menjadi Sengketa Dalam Tahapan Verifikasi Faktual Dukungan Calon Independen Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat Periode 2021 – 2026 (Studi Pada Pasangan Irjen Pol. Drs. H. Fakhrizal, M.Hum dan Dr. H. Genius Umar, S.Sos, M.Si). Pembimbing: Dr. Bob Alfiandi, M.Si) Sesuai dengan konstitusi Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila. Namun demokrasi di Indonesia mengalami pembajakan, dimana para elite atau aktor dominan cenderung memanfaatkan demokrasi untuk kepentingan mereka sendiri dan kelompoknya. Munculnya pasangan calon independen sebagai kritik keras atas ketertutupan rekomendasi yang diberikan partai politik. Calon independen masih sulit mengunguli calon dari partai politik karena adanya kompromi dan bargaining politik. Pasangan Fakhrizal dan Genius Umar adalah calon inpenden pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat tahun 2020, namun gagal melewati tahap verifikasi dukungan dikarenakan Form ini dimaknai berbeda oleh setiap pihak sehingga menyebabkan sengketa dan diasumsikan sebagai penyebab kegagalan calon independen yaitu pihak pasangan calon Fakhrizal dan Genius Umar yang ikut serta pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi Sumatera Barat tahun 2020. Fokus penelitian ini adalah mengetahui mengapa Form BA-5.1-KWK dimaknai berbeda oleh setiap pihak dalam penggunaannya saat verifikasi faktual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mendeskripsikan mengapa Form BA-5.1-KWK menjadi sengketa dalam tahapan verifikasi faktual dukungan calon independen pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi Sumatera Barat Periode 2021 – 2026 dan (2) Mendeskripsikan dan makna yang dibangun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat pada saat mengaplikasikan Form B.A.1-5 KWK dalam tahapan verifikasi faktual dukungan calon independen pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi Sumatera Barat Periode 2021 - 2026. Teori yang digunakan adalah teori Interaksionis Simbolik dari Herbert Blumer, yang menjelaskan tentang interaksi manusia dijembatani oleh penggunaan simbol-simbol. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan metode kualitatif, yang mana data yang diperoleh dari wawancara mendalam, observasi, dan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan Form BA-5.1-KWK menjadi sengketa pada tahapan verifikasi dukungan calon independen pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat Periode 2021-2026 adalah karena adanya perbedaan makna yang dikonstruksikan oleh setiap pihak pada saat memaknai Form BA-5.1-KWK saat diaplikasikan oleh KPU Sumatera Barat, tidak adanya landasan hukum dalam penggunaan Form BA-5.1-KWK, tidak melakukan sosialisasi kepada bakal calon independen, ada pihak yang merasa dirugikan, dan adanya perbedaan kepentingan dari tiap pihak.. Kata Kunci; Form BA-5.1-KWK, Sengketa, Gubernur dan Wakil Gubernu