KESIAPAN SEKOLAH BERBASIS AKREDITASI MENYAMBUT KURIKULUM 2013

Abstrak Kurikulum 2013 akan mulai diberlakukan sejak 2014 mendatang. Saat ini proses sosialisasi dan uji coba sudah mulai dilakukan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Beberapa pro-kontra hadir terhadap pemberlakuan kurikulum ini. Dari yang sepakat hingga yang sangat antipati. Bagi beberapa pihak yang sepakat, kurikulum ini dianggap bisa membawa dampak perubahan pada sistem pendidikan di Indonesia. Sedangkan pihak yang kontra, menganggap bahwa kurikulum ini sebagai bentuk kurikulum yang sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, namun hanya menambah masalah pada sistem pendidikan, karena dianggap tidak lebih baik dari kurikulum sebelumnya. Tulisan ini akan tidak akan membahas tentang pro-kontra yang ada, namun akan banyak berbicara pada kesiapan yang dilakukan oleh sekolah berbasis akreditasi terhadap kurikulum 2013 itu sendiri. Kesiapan sekolah tersebut dianggap menarik untuk dibahas karena adanya ciri khas kurikulum 2013 yang mengharapkan adanya manajemen satuan pendidikan yang menuntut untuk lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan dan penyuluhan; serta antisipasi atas semaraknya variasi kegiatan pembelajaran (baca Pengantar Uji Publik Kurikulum 2013, Desember 2012). Layanan pembelajaran termasuk bimbingan penyuluhan secara riil dapat dipantau dari keterpenuhan standar isi dan standar proses yang baik, dimana kedua standar tersebut tercantum dalam komponen standar nasional pendidikan dalam perangkat akreditasi sekolah. Perubahan yang diharapkan dari sisi entitas pendidikan yang lain diantaranya adalah mencakup peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, masyarakat umum, serta negara dan bangsa. Beberapa point tersebutlah yang perlu dicermati lebih jauh untuk melihat ciri khas kurikulum 2013, serta sejauh mana sebenarnya kesiapan sekolah-sekolah berbasis akreditasi dalam rangka menyambut kehadiran kurikulum 2013. Kata kunci: kurikulum 2013, perangkat, akreditasi, sekolah, kesiapa