MODEL DAN TANTANGAN DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENGOLAHAN BAHAN PANGAN LOKAL GANYONG

Banyaknya umbi ganyong yang belum diolah secara maksimal dan peran perempuan Sriten yang masih terbatas melatarbelakangi KKN PPM di Sriten, Pilangrejo Gunungkidul. Tim Universitas Ahmad Dahlan berupaya memberdayakan perempuan dalam meningkatkan perekonomian dengan pengolahan bahan pangan lokal ganyong. Model pemberdayaannya didesain menjadi tahapan: persiapan, pelaksanaan, produksi, evaluasi dan sustainability. Di artikel ini kelima tahapan tersebut dibahas dan didiskusikan pula tantangan dalam penerapannya. Realisasi dari model pemberdayaan tersebut adalah pembekalan umum, tematik dan praktik, survai, penerjuanan, pelatihan-pelatihan pengolahan umbi ganyong, pembuatan produk olahan ganyong, pembentukan Gapoktan dan pos produksi ganyong, pelatihan marketing serta desain panduan dan resep produk dari ganyong. Kegiatan-kegiatan tersebut melibatkan ibu-ibu dan remaja putri di lokasi KKN kecuali pada pelatihan pemasaran yang mengikutsertakan bapak-bapak dan para pemuda. Melalui kelima tahap pada model tersebut terdapat beberapa capaian. Terlaksananya progam pemberdayaan perempuan Sriten dalam pengolahan umbi ganyong menyebabkan terjadi peningkatan partisipasi perempuan dalam kegiatan yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi warga. Pos produksi olahan ganyong pun dibentuk untuk pengolahan umbi dan produksi olahan ganyong (pati, tepung, cookies dan kue-kue dari ganyong). Selain itu dihasilkan pula pedoman dan resep untuk pembuatan produk olahan ganyong. Hasil olahan sudah diuji laboratorium sehingga diketahui komponen gizinya. Untuk kelanjutan program ini, pembentukan Gapoktan “Trimukti” pada level desa Pilangrejo dan pos produksi di Sriten, Ngangkruk dan Wotgaleh diadakan supaya pemberdayaan perempuan terus berkelanjutan dalam pengolahan dan produksi umbi ganyong