Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap Niat Melakukan Whistleblowing

Kasus atas perilaku tidak etis seorang karyawan dalam lingkungan kerjanya sudah banyak terjadi dan korupsi merupakan kasus fraud yang paling banyak terjadi di Indonesia. Namun, kasus tersebut justru seringkali datang dari orang-orang yang telah direkrut perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu bentuk pengendalian internal perusahaan dalam mendeteksi dan mengungkap adanya kecurangan adalah dengan melalui whistleblowing. Berbagai faktor dapat mendorong seseorang untuk terlibat menjadi whistleblower, salah satunya melalui keadilan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya keadilan organisasi yang terdiri dari keadilan interaksional, prosedural dan distributif dapat mendorong niat seseorang melakukan whistleblowing. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode eksperimen yang diikuti oleh 93 mahasiswa S1 Akuntansi Unika Soegijapranata sebagai subjek yang dipilih secara random dan metode analisis data yang digunakan adalah ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadilan interaksional tinggi dapat meningkatkan niat seseorang melakukan whistleblowing. Hasil juga menunjukkan bahwa interaksi antara keadilan interaksional tinggi dan prosedural tinggi serta interaksi antara keadilan interaksional tinggi, prosedural tinggi dan distributif tinggi dapat meningkatkan niat seseorang melakukan whistleblowing. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi perusahaan yaitu dapat membantu perusahaan untuk mengetahui bahwa faktor keadilan organisasi dapat mendorong niat seorang karyawan untuk melakukan whistleblowing, sehingga perusahaan dapat memperbaiki sistem whistleblowing yang telah dimiliki dan dapat menerapkan atau meningkatkan keadilan organisasi di dalam perusahaan