MEDIA SOSIAL SEBAGAI PENDUKUNG INTERAKTIVITAS PENYIAR DAN PENDENGAR DI RADIO SWARAGAMA FM (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Penggunaan Media Sosial Instagram di Radio Swaragama FM

Radio sebagai media yang bersifat one-to-many communication memiliki keterbatasan di mana khalayak tidak dapat mendapatkan dan memberikan umpan balik secara langsung. Mulanya radio menggunakan layanan legacy seperti SMS dan telepon untuk berinteraksi dengan pendengarnya. Namun, seiring berjalanannya waktu, layanan tersebut juga mulai ditinggalkan oleh pengguna setelah hadirnya media baru yakni, internet. Berdasarkan angka survey yang dilakukan di 11 kota di Indonesia, tingkat konsumsi internet adalah sebesar 44%, sedangkan radio sebesar 37% (Lubis, 26 Juli 2016). Meskipun radio tidak sepenuhnya ditinggalkan, angka tersebut menunjukkan bahwa banyak orang lebih tertarik untuk mengakses media baru. Alih-alih merasa terancam oleh perubahan yang ada, radio mulai menjadikan internet sebagai peluang baru untuk tetap mempertahankan pendengarnya salah satunya melalui media sosial. Radio yang dulunya hanya menyuguhkan format berupa audio kini mulai menyajikan format gambar hingga video. Tak terkecuali Radio Swaragama FM yang menerapkan hal tersebut melalui media sosial Instagram dan berhasil menjadi stasiun radio dengan jumlah pengikut (followers) Instagram terbanyak di Yogyakarta . Konten interaktif yang diunggah melalui Instagram saat program siaran berlangsung berhasil meningkatkan interaktivitas yang terjadi antara penyiar dan pendengar di Radio Swaragama FM. Pendengar dapat berpartisipasi secara langsung dalam konten siaran yang dibuat oleh penyiar dan penyiar juga dapat langsung menanggapi respon dari pendengar dengan adanya Instagram