Kemampuan pemecahan masalah matematika melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan konstektual pada materi perbandingan kelas vii SMP Negeri 1 Paiton

ABSTRAKUbaidillah, Alfin. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika melalui Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Perbandingan Kelas VII SMP Negeri 1 Paiton. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang. Pembimbing 1: Dr. Sunismi, M.Pd.; Pembimbing 2: Alifiani, M.Pd.Kata-kata kunci:pembelajaran kolaboratif, pendekatan kontekstual, kemampuanpemecahan masalah matematika.Dari hasil wawancara singkat dengan guru pengampu pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Paiton, dijelaskan bahwa kemampuan pemecahan matematika peserta didik kelas VII masih rendah, sehingga peserta didik masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Atas pertimbangan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual pada materi perbandingan kelas VII SMP Negeri 1 Paiton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual dan yang diajar melalui model pembelajaran konvensional, dan mengetahui manakah yang lebih baik kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual dan yang diajar melalui model pembelajaran konvensional serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika antara peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kombinasi (mixed research) dengan desain sequential explanatory, yaitu metode penelitian yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan. Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian eksperimen, sedangkan jenis penelitian kualitatif yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Paiton. Pemilihan sampel penelitian menggunakan teknik Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh peserta didik kelas VII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Sedangkan pemilihan subjek penelitian kualitatif didasarkan pada tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika (tinggi, sedang, dan rendah). Subjek penelitian kualitatif berjumlah tiga peserta didik di masing-masing kelas dengan ketentuan satu peserta didik berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data kuantitatif menggunakan tes, sedangkan pada penelitian kualitatif menggunakan observasi, catatan lapangan, dan wawancara. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan uji-t dua pihak dan uji-t satu pihak, sedangkan teknik analisis data kualitatif menggunakan analisis model Miles and Huberman.Hasil analisis data kuantitatif menggunakan uji-t dua pihak dengan bantuan Software SPSS 20 menunjukkan nilai Sig (2-tailed) = 0,021 t_tabel atau 2,4111352481>1,67252. Pada hasil analisis data kualitatif kelas eksperimen, diketahui bahwa subjek berkemampuan tinggi telah memenuhi semua indikator, subjek yang berkemampuan sedang mampu memenuhi tiga dari empat indikator, dan subjek yang berkemampuan rendah mampu memenuhi dua dari empat indikator. Pada hasil analisis data kualitatif kelas kontrol, diketahui bahwa subjek berkemampuan tinggi telah memenuhi semua indikator, subjek yang berkemampuan sedang mampu memenuhi dua dari empat indikator, dan subjek yang berkemampuan rendah mampu memenuhi satu dari empat indikator.Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah matematika antara peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual dan yang diajar melalui model pembelajaran konvensional, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang diajar melalui model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada yang diajar melalui model pembelajaran konvensional, dan (3) persentase penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematika untuk kelas eksperimen sebesar 80% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 75%