Penggunaan Bahasa Indonesia lisan pembina upacara dalam amanat pembina upacara sekolah dasar di kecamatan Wagir kabupaten Malang

ABSTRAKSuparto, Gatot. 2017. Penggunaan Bahasa Indonesia Lisan Pembina Upacara dalam Amanat Pembina Upacara Sekolah Dasar di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Tesis.Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Islam Malang. Pembimbing: (I) Dr. Ahmad Tabrani, M.Pd.. (II) Dr. Sri Wahyuni, M.Pd..Kata-kata kunci: penggunaan, Bahasa Indonesia lisan, amanat, pembina upacara, dan Sekolah Dasar.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara objektif tentang fungsi penggunaan Bahasa Indonesia lisan pembina upacara dalam amanat pembina upacara Sekolah Dasar di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya kenyataan bahwa setiap ujaran, kalimat, dan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi mengungkapkan makna tertentu secara legkap bersasarkan konteksnya dan memiliki fungsi tertentu bagi penutur dan audiens. Terkait dengan hal tersebut yang deskripsi tentang fungsi penggunaan bahasa tersebut adalah jenis-jenis tindak bahasa pembina upacara dalam amanat pembina upacara bendera di SDN Kecamatan Wagir. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa data informan dan data catatan hasil observasi. Data informan berupa ujaran lisan berbahasa Indonesia dalam amamat Pembina upacara, upacara bendera di Sekolah Dasar Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Data informan ini dijadikan sebagai data utama , sedangkan data catatan hasil observasi diperlakukan sebagai data pelengkap. Data tersebut dihimpun dari subjek penelitian yang terdiri atas 6 pembina upacara di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara merekam dan mencatat kejadian selama pelaksanaan upacara bendera sampai dengan amanat Pembina upacara disampaikan oleh pembina upacara. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah recorder dan catatan lapangan. Analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah model alir yang diadaptasi. Analisis data dimulai sejak data dikumpulkan. Oleh karena itu, bersamaan dengan pengumpulan peneliti melakukan reduksi data. Kegiatan yang dilakukan dalam reduksi data meliputi identifikasi data, klasifikasi data, dan kodifikasi data.Selanjutnya data yang sudah diperoleh dari kegiatan identifikasi dilakukan diklasifikasi. Klasifikasi pertama dilakukan dengan memilah kalimat berdasarkan jenis tindak yang terkandung dalam ujaran. Kajian tentang tindak bahasa ini terfokus pada kajian ilokusi Austin (1962). Berdasarkan kajian tersebut, data penelitian ini diklasifikasikan menjadi (1) verdiktif (verdictives), (2) eksersitif (exercitives), (3) komisif (commissives), (4) behavitif (behavitives), dan (5) ekspositif (expositives).Selanjutnya dilakukan reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan, verifikasi data dan simpulan hingga menjadi simpulan akhir.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia lisan pembina upacara dalam amanat pembina upacara Sekolah Dasar di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang memerankan empat jenis tindak ilokusi menurut pandangan Austin (1962), yaitu (1) tindak verdiktif (verdictives)meliputi tindak: tindak memperjelas maksud, tindak memberikan informasi, tindak mengungkapkan rasa puas, dan tindak mengungkapkan kritik.(2) tindakeksersitif (exercitives) meliputi tindak: tindak meminta informasi, tindak memberi saran, tindak meminta perhatian, tindak mengingatkan, tindak pengharapan, tindak menyuruh, dan tindak mengancam.(3) tindakbehavitif (behavitives) meliputi tindak: tindak memberi contoh. (4) tindakekspositif (expositives) meliputi tindak: tindak pinjam leksikon.Untuk tindak komisif tidak ditemukan dalam penelitian ini.Berkaitan dengan hasil penelitian ini hal-hal yang dapat diajukan sebagai saran adalah sebagai berikut. (1) pengguna bahasa dan peneliti bahasa disarankan untuk mengembangkan ilmu bahasa khususnya bahasa Indonesia yang benar-benar dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat penggunaan bahasa dalam praktik yang alamiah (yang dipakai dalam kehidupan seharihari) dapat dikaji secara ontologi, epistimologi, dan aksiologi semoga penelitian ini mampu memberikan definisi ujaran sebagai satu kesatuan konteks dalam bahasa. Meningat ujaran sebagai gabungan atas kalimat-kalimat yang mendukung tersampaikannya suatu makna maka kaitan kalimat dalam ujaran dapat mengikat konteks dan ko-teks kebahasaan saat ujaran itu dilahirkan. (2) ilmuan bahasa yang mengaji fungsi-fungsi bahasa atau pengikut aliran fungsional disarankan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap klasifikasi fungsi bahasa yang sudah ada. Semoga para ilmuan juga dapat melakukan penelitian terhadap fungsi bahasa pada ragam-ragam bahasa yang berbeda yang diangkat dari penggunaan bahasa yang sesunguhnya dalam proses komunikasi