Persepsi suami/istri yang melakukan gugat talak/cerai terhadap konsep keluarga sakinah di pengadilan agama kabupaten Malang

ABSTRAK Yeni. 2017.Konsepkeluargasakinah di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah). Fakultas Agama Islam. Universitas Islam Malang. Pembimbing (I): Drs. H. Ach. Faisol, M.Ag. Pembimbing (II): Drs. H. IbnuJazari, M. HI Kata Kunci: Konsep keluarga sakinah, Pengadilan Agama Kabupaten Malang Konsep keluarga sakinah pada hakikatnya membimbing dan melindungi seluruh anggota keluarga untuk merasakan kedamaian dalam rumah tangga. Prosesnya berupa adanya pengertian dan kasih saying sesame anggota keluarga yang direalisasikan dengan adanya tanggapan yang diberikan untuk keluh kesah didalam rumah tangga. Adapun terjadinya permasalahan yang terjadi didalam rumah tangga sebaiknya dimusyawarahkan dengan kepala dingin dan tidak ada emosi antara suami atau istri. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang didalamnya penuh dengan kegembiraan, ketentraman, kenyamanan. Oleh karena itu, keluarga merupakan tepat pertama kali untuk pembentukan akhlak, mendapatkan pengetahuan dan kasih sayang. Didalam keluarga yang baik akan menciptakan masyarakat yang baik pula begitupun dengan berbangsa dan bernegara. Fokus penelitian ini adalah 1) bagaimana persepsi suami atau istri tentang konsep keluarga sakinah menurut pelaku gugat cerai. 2) apa saja faktor penyebab terjadinya gugat cerai. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mendiskripsikan konsep keluarga sakinah menurut pelaku gugat cerai, serta 2) untuk mendiskripsikan faktor-faktor terjadinya gugat cerai. Kegunaan dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua bagian 1) manfaat teoritis yaitu untuk memberikan kontribusi terhadap hukum islam dalam mencapai keluarga sakinah demi kedamaian dan kesejahteraan suatu Negara. 2) manfaat praktis yaitu untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat agar membangun keluarga sakinah, serta mengurangi angka perceraian didalam masyarakat. Gugat cerai menurut pasal 39 UU No.1 tahun 1974 menegaskan bahwa perceraian hanya dapat terjadi apabila dilakukan didepan Pengadilan Agama, baik itu suami yang menjatuhkan cerai (talak) ataupun karena istri yang mengugat cerai atau memohon hak talak sebab sighat taklit talak. Meskipun dalam Agama Islam, perkawinan yang ptus karena perceraian dianggap sah apabila diucapkan seketika oleh suami, namun harus tetap dilakukan di depan Pengadilan. Tujuannya adalah untuk melindungi segala hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat hukum perceraian itu. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif. Strategi yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang dibahas ini adalah penelitian lapangan atau studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti dilapangan menjadi syarat utama, peneliti mengumpulkan data dengan latar alamiah, dimana peneliti bertindak sebagai instrument kunci. Selain itu peneliti juga berperan sebagai viii ----------------------- Page 9-----------------------pendamping orang yang sedang melaksanakan gugat cerai, pengumpul dan menganalisis data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Malang merupakan tempat terluas dan terpadat kedua di Jawa Timur. Dari sektor ekonomi, Kabupaten Malang mempunyai berbagai penghasilan. Namun hal tersebut tidak menjadikan masyarakatnya makmur dan damai, karena masih banyaknya angka perceraian yang dialami oleh warga di Kabupaten Malang. Konsep keluarga sakinah pada awal pernikahan sudah dirasakan oleh pelaku gugat cerai di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Namun karena timbulnya perubahan sikap dan tingkah laku salah satu pasangan yang disebabkan karena tuntutan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga dan tidak ada tanggungjawab salah satu pihak yang menyebabkan perceraian itu dapa tterjadi. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap keharmonisan dalam rumah tangga dan ketentraman yang diharapkan oleh pasangan suami atau istri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsep keluarga sakinah diantaranya adalah 1) saling mengerti dan memahami 2) tidak ada kekerasan dalam rumah tangga 3) menjalankan hak dan kewajiban masing-masing 4) perhatian terhadap pasangan 5) mempunyai keturunan 6) tidak berpaling dari pihak lain. Serta faktor penyebab terjadinya perceraian yaitu 1) ekonomi 2) tidak tanggung jawab 3) kurangnya komunikasi 4) adanya gangguan dari pihak lain 5) tindak kekerasan dalam rumah tangg