Tinjauan Yuridis Atas Tindak Pidana Turut Serta Melakukan Perbuatan Cabul Dan Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Keadaan memberatkan : (Studi Kasus Putusun Nomor 88/PID.B/2012/PN. Dcpok)

Tindak Pidana Perkosaan adalah suatu perbuatan yang menyimpang (deviant behavior), perbuatan perkosaan menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap korban. Karena menyebabkan hilangnya kesucian yang menjadi kebangaan seorang wanita, yang diambil paksa oleh pelaku. Memang secara kasat mata kerugian ini tidak tampak. Tapi bagi korhan kerugian yang ditimbulkan amatlah besar, yang tidak dapm diukur clengan materil. Selain itu penderitaan yang dialmni korban bisa berlangsung lama karena akan korban akan mengalami trauma dan akan sulit untuk melupakannya, akibatnya korban jadi putus asa. KUHP telah memberikan ancarnan hukuman yang berat terhedap pelaku tindek pidana perkosaan, hal ini bertujuan agar pelaku takut untuk melakukan perbuatan itu. Tapi dalam prakteknya pelaku perkosaan hanya di hukurn ringan. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalarn penelitian ini adalah bagaimama penerapan sanksi pidana perkosaan di Pengadilan Negeri Depok, dan bagaimana pertimbangan hakim dalam mernberikan sanksi pidana. Untuk menyelidiki hal ini penulis menggunakan metode Yuridis Sosiologis dan metode pengunpulan data adalah dengan mengumpulkan data sekunder yang didapat dari penelitian lapangan dan pustaka. Dari data-datayang telah didapat maka akan dianalisis lagi dengan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekaan victimologi. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik dokumen/studi kepustakaan, karena jenis penelitian ini library research. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Pengadilan Negeri Depok dalam mengadili pelaku Tindak Pidana Perkosaan berpedoman pada Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, akan tetapi sanksi pidana yang diterapkan Hakim masih relatif ringan bila dibandingkan dengan ancaman hukuman dalam pasal 285 KUHP. Pertimbangan Hakim dalam menerapkan sanksi pidana dalam kasus perkosaan yaitu: terpenuhi atau unsur-unsur pasal yang dilakukan, keadaan pribadi atau keadaan batin pelaku terhadap perbuatan yang dilakukannya, alat bukti yang sah dalam persidangan, barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan, riwayat hidup terdakwa, pandangan hakim sendiri. Untuk kedepanya penulis berharap, agar Hakim memberikan sanksi yang berat terhadap pelaku perkosaan agar terdakwa menyadari perbuatannya dalam menimbulkan efek jera, selain itu dalam memberikan pertimbangan, hakim jangan hanya mempertimbangkan dari sisi pelaku saja, namun juga dipertimbangkan dari sisi korban dan akibat yang ditimbulkan terhdap korban karena perbuatan pelaku. Kata kunci : Hukum Pidan