Peran Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sebagai Jembatan Penghubung Reciprocal Journalism dalam Area Fact Checking

Penyebaran informasi menjadi sangat cepat dalam lingkungan era digital ini. Semua orang dapat menjadi produsen pesan hingga akhirnya banyak audiens yang sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah. Disinformasi sendiri dapat mengakibatkan kepercayaan terhadap media dan jurnalisme menurun. Oleh karena itu media maupun masyarakat harus selalu bersikap kritis terhadap semua informasi yang diterima. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai organisasi nonpartisan yang berperan sebagai pengecek fakta dan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk memerangi disinformasi. MAFINDO selalu berhubungan dengan media dan masyarakat dalam menjalankan praktik pengecekan fakta. Oleh karena itu dalam proses kerja sama ini tentu saja ada proses timbal balik yang terjadi di dalamnya. Dalam proses timbal balik ini kemudian peneliti ingin mengetahui timbal balik apa saja yang terjadi dan apa hasil dari timbal balik yang dilakukan dalam area pengecekan fakta oleh MAFINDO tersebut. Penelitian ini juga mengambil konsep Reciprocal Journalism yang mempunyai tiga jenis reciprocal, yaitu direct, indirect, dan sustained. Penelitian ini berfokus kepada proses dan hasil timbal balik yang terjadi antara media, MAFINDO, dan masyarakat dalam praktik pengecekan fakta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Metode studi kasus yang digunakan adalah studi kasus dari Robert K. Yin. Key informan dari penelitian ini adalah pengecek fakta yang berasal dari MAFINDO. Reporter dan pemimpin redaksi dari IDN Times yang merupakan media mainstream juga peneliti masukkan sebagai key informan. Hasil dari penelitian ini adalah secara umum menjelaskan apa saja timbal balik yang terjadi dalam area pengecekan fakta MAFINDO serta apa hasilnya melalui konsep reciprocal journalism