Partisipasi Pembudidaya Ikan Berdasarkan Faktor Persepsi dan Faktor Motivasi pada Tradisi Pasar Bandeng Sebagai Kearifan Lokal di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Indonesia memiliki banyak wilayah pesisir dengan berbagai tradisi adat didalamnya. Kearifan lokal bersumber dari ajaran agama dan tradisi-tradisi yang dipelihara dan diyakini kebenarannya serta menjadi acuan dalam bertingkah laku sehari-hari masyarakat. Tradisi yang dianggap oleh masyarakat pendukungnya masih bernilai positif akan terus dipertahankan,sementara tradisi yang dianggap tidak sesuai lagi akan ditinggalkan oleh masyarakat. Salah satu daerah yang memiliki tradisi unik yang memadukan akulturasi dari budaya islam dan budaya maritim yang keberadaannya sudah sangat lama adalah Tradisi Pasar Bandeng di Kabupaten Gresik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sejarah Tradisi Pasar Bandeng. Mendeskripsilan pelaksanaan Tradisi Pasar Bandeng. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi. Mendeskripsikan dan menganalisis motivasi. Mendeskripsikan dan menganalisis partisipasi, Serta mendeskripsikan dan menganalisis dampak partisipasi pembudidaya ikan. Sebuah tradisi tidak dapat terlaksana tanpa adanya partisipasi masyarakat. partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Partisipasi tidak lahir begitu saja, namun didorong oleh motivasi-motivasi tertentu. Di tengah kehidupan globalisasi seperti sekarang ini, masih banyak tradisi di berbagai daerah di Indonesia masih terus dipertahankan keberadaannya. Hal itu karena masih adanya persepsi yang beragam terhadap tradisi, baik persepsi yang bersifat negatif maupun yang bersifat positif. Maka dari itu selain motivasi, dewasa ini kiranya perlu bagi generasi muda memiliki persepsi yang positif dan perlu mendukung untuk perpartisipasi dalam upaya melestarikan budaya leluhurnya. Penelitian tentang partisipasi berdasarkan faktor persepsi dan faktor motivasi ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Sasaran wawancara meliputi panitia pelaksana, budayawan, tokoh masyarakat, Pembudidaya ikan peserta Tradisi Pasar Bandeng dan Pembudidaya ikan yang tidak berpartisipasi pada Tradisi Pasar Bandeng. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, observasi dan dokumentasi pada saat penelitian berlangsung. Metode analisis data yang dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif untuk menganalisis hasil wawancara dan pengamatan data yang sudah terkumpul dengan model interaksi Miles dan Hubermen. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Tradisi Pasar Bandeng merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Inti dan puncak Tradisi Pasar Bandeng yaitu festival bandeng tradisional yang diikuti oleh pembudidaya ikan di Kabupaten Gresik. Pembudidaya ikan memiliki persepsi yang hampir sama mengenai makna budaya Tradisi Pasar Bandeng, yaitu tradisi yang turun temurun dan dilaksanaan dengan tujuan untuk menyambut hari raya idul fitri, pembudidaya ikan peserta tradisi juga memiliki persepsi bahwa tradisi ini sebagai ajang para pembudidaya dalam menunjukkan kepiawaiannya. Pada persepsi mengenai festival kontes bandeng tradisional, terdapat perbedaan persepsi, dimana pembudidaya ikan peserta tradisi memiliki persepsi bahwa, festival bandeng merupakan bagian dari tradisi dan ajang menunjukkan hasil budidaya bandeng, sedangkan pembudidaya ikan yang tidak berpartisipasi memiliki persepsi bahwa kontes tersebut hanyalah untuk pembudidaya ikan yang memiliki status sosial tinggi. Motivasi pembudidaya ikan peserta tradisi pasar bandeng terdiri dari motivasi intrinsik yaitu keinginan melestarikan tradisi, kebanggaan, kesengangan serta ambisi. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu penghargaan, peran dari Dinas Perikanan Kabupaten Gresik dan reputasi. Pembudidaya ikan peserta tradisi dikategorikan dam motivasi tinggi, sedangkan pembudidaya ikan yang bukan peserta tradisi masuk dalam kategori motivasi sedang dan rendah. Pembudidaya ikan berpartisipasi secara aktif dengan berkontribusi secara langsung mulai dari awal hingga akhir acara. Sedangkan pada partisipasi pasif pembudidaya ikan hanya sekedar hadir untuk meramaikan. Faktor yang penghambat partisipasi pada tradisi pasar bandeng ini yaitu orientasi bisnis, lama budidaya, serta keterbatasan lahan. Dampak partisipasi pada tradisi pasar bandeng yaitu berdampak pada produktivitas, sosial dan ekonomi. Saran bagi lembaga akademisi yaitu lebih meningkatkan informasi dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai persepsi dan faktor motivasi yang mendorong para pembudidaya ikan untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan tradisi pasar bandeng. Bagi pemerintah Kabupaten Gresik baik, agar memberi dukungan lebih, khususnya bagi para pembudidaya ikan dengan memberi pembinaan khusus untuk membudidayakan bandeng tradisi, serta memberikan reward atau penghargaan yang lebih besar. Bagi masyarakat hendaknya tetap menjaga kelestarian tradisi pasar bandeng, meskipun tidak berpartisipasi secara langsung, hendaknya tetap ikut meramaikan tradisi pasar bandeng, tidak meninggalkan nilai-nilai tradisi yang ada, selain itu masyarakat juga dapat memberikan dukungan dan semangat kepada para Pembudidaya ikan agar tetap membudidayakan bandeng