Pengaruh Penambahan Jeruk Siam (Citrus nobilis) Terhadap Kadar Vitamin C dan Antioksidan Selai Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

Pemanfaatan rumput laut di Indonesia belum sebanyak pemanfaatan hasil perikanan lainnya. Rata-rata masyarakat di Indonesia hanya mengkonsumsi hasil perikanan berupa ikan, kerang, udang, dan lain-lain. Rumput laut biasanya diolah menjadi agar-agar, bahan pelengkap es buah atau makanan ringan. Rumput laut yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah rumput laut Eucheuma cottonii. Salah satu diversifikasi produk yang bisa dibuat adalah selai rumput laut. Sayangnya selama ini rata-rata masyarakat Indonesia hanya mengetahui pembuatan selai dari buah saja. Kandungan gizi selai buah hanya memanfaatkan kandungan gizi dari buah saja, padahal rumput laut kaya akan kandungan mineral dan air akan tetapi kadar vitamin C rumput laut cukup rendah. Maka dari itu jeruk perlu ditambah dalam pembuatan selai rumput laut, karena jeruk merupakan buah dengan vitamin C yang cukup tinggi dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Pembuatan selai menggunakan rumput laut perlu di teliti lebih lanjut agar rumput laut dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak kalah dengan hasil perikanan lainnya terutama ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan jeruk siam (Citrus nobilis) terhadap kadar vitamin C dan antioksidan pada selai rumput laut (Eucheuma cottonii). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2019 di Laboratorium Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen. Rancangan percobaan dalam penelitian utama adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan menggunakan 5 kali ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan konsentrasi jeruk yang ditambahkan pada selai rumput laut yaitu 0%, 10%, 20%, 30%. Variabel terikat meliputi Parameter fisika (Warna), parameter kimia (Vitamin C, Antioksidan, Kadar protein, air, lemak, abu, karbohidrat) dan parameter organoleptik (hedonik kenampakan, aroma, rasa, tesktur). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 16. Parameter fisika dan kimia dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis statistik dapat dilihat dari nilai signifikansi atau p (probabilitas). Jika nilai P0,05 maka perlakuan yang dilakukan tidak berpengaruh secara nyata, dimana tingkat kepercayaannya 95% dan tingkat kesalahannya 5%. Jika didapatkan hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Tukey. Parameter organoleptik dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Kemudian penentuan perlakuan terbaik dari seluruh parameter yaitu menggunakan metode De garmo. Hasil perhitungan ANOVA didapatkan hasil yang berbeda nyata terhadap semua parameter yang diujikan. Parameter yang diuji meliputi uji fisika warna (lightness, redness, yellowness), uji kimia (vitamin C, antioksidan, kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat), dan uji organoleptik hedonik (kenampakan,aroma, rasa). Pada uji organoleptik hedonik (tekstur) tidak berbeda nyata. Bedasarkan perhitungan ANOVA dapat disimpulkan bahwa penambahan jeruk siam (Citrus nobilis) mempengaruhi kadar vitamin C dan antioksidan selai rumput laut (Eucheuma cottonii) Hasil penelitian menunjukkan hasil terbaik pada SR4 (30% penambahan jeruk) dengan nilai uji kimia yaitu kadar protein 0,35%; lemak 0,06%; air 13,14%; abu 0,06% dan karbohidrat 86,39%. Uji fisika yaitu warna Lightness 20,4; Redness 7,2; Yellowness 8,7; Vitamin C 6,65/100g; antioksidan 33,23% dengan nilai IC50 2,59. Uji organoleptik hedonik kenampakan 3,00; aroma 2,85; rasa 2,80; dan tekstur 2,80. Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan pengurangan konsentrasi rumput laut dan penambahan konsentrasi gula karena nilai organoleptik masih terlalu rendah untuk sebuah selai yang cenderung disukai konsumen