Analisis pengakuan pendapatan atas laporan keuangan pada perusahaan kontraktor PT. AGUNG SADAYU Kediri

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Laba merupakan salah satu alat ukur untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Laba diperoleh dari hasil matching (yang bernilai positif) antara revenue atau pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan diperoleh dari penjualan produk perusahaan. Pendapatan diukur dengan jumlah aktiva yang diterima dari pelanggan atau pemakai. Pendapatan dapat diakui atas dasar tingkat selesainya produksi dalam hal suatu perusahaan beroperasi atas dasar kontrak yang mengikat, khususnya untuk proyek-proyek jangka panjang. Perusahaan kontraktor, perusahaan ini diperbolehkan mengakui pendapatan selama berlangsungnya produksi. Seperti yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan laba rugi dalam periode akuntansi saat pekerjaan dilakukan. Metode pengakuan pendapatan pada perusahaan kontraktor, yaitu metode kontrak selesai dan metode prosentase penyelesaian. Metode Penelitian, Jenis data yang digunakan untuk mendukung pernyataan dan pembahasan masalah bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari PT. Agung Sedayu Kediri yang terdiri dari: Data Kuantitatif, Data kualitatif. Teknik Pengumpulan Data, Observasi (pengamatan), Interview (wawancara), Dokumentasi. Teknik Analisis Data, Mengukur kemajuan suatu kontrak atau tahap penyelesaian suatu kontrak dengan metode persentase penyelesaian berdasarkan biaya yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, Menghitung pendapatan periodik, Menghitung laba bersih, Menghitung laba tahun berjalan, Memilih metode pendapatan yang sesuai dengan Standar. Akuntansi Keuangan (SAK) yang disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sehingga tidak menimbulkan over (under) statement dalam laporan keuangan. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh PT. Agung Sedayu Kediri tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia sekarang. Oleh karena itu penulis mengusulkan agar PT. Agung Sedayu Kediri mempergunakan metode pengakuan pendapatan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Untuk proyek yang diperoleh melalui tender, ukuran masukan (input preasure) yang digunakan dalam metode persentase penyelesaian dengan pendekatan persentase biaya (cost to cost method) adalah biaya yang terjadi pada suatu periode dibandingkan dengan total estimasi biaya proyek yang terbaru seperti yang telah penulis kemukakan dalam pemecahan masalah, sedangkan untuk proyek yang tidak diperoleh melalui tender (cost plus fee contact) ukuran masukan yang digunakan untuk menghitung pendapatan adalah biaya yang terjadi pada periode tersebut ditambah dengan persentase keuntungan tertentu atas biaya-biaya tersebut. Untuk proyek yang diperoleh dengan tender, pendapatan yang diakui perusahaan berpedoman pada semua penerimaan termin (yang belum dipotong dengan uang muka), ditambah dengan selisih piutang pekerjaan dalam penyelesaian awal dan akhir. Proyek yang diperoleh melalui tender ini pengakuan pendapatannya didasarkan atas metode persentase penyelesaian, dimana input measure (ukuran masukan) yang digunakan adalah biaya yang terjadi pada suatu periode dibandingkan dengan harga kontrak proyek