ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA DAERAH KESULITAN MORFOLOGI DALAM TEKS PERSUASI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 2 PAMEUNGPEUK

Bahasa tidak bisa lepas dari sebuah teks dan pembelajaran, karena teks merupakan alat untuk memahami sebuah bahasa. Saat mempelajari bahasa, masalah atau kesalahan selalu ada. Kesalahan berbahasa dapat menggambarkan kemampuan peserta didik, khususnya pada bidang morfologi yaitu tata bentuk kata. Kesalahan pada pembentukan kata yang tidak sesuai dengan aturan bahasa Indonesia artinya penggunaan bahasa tersebut kurang komunikatif, sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik bahkan terjadi kesalahpahaman. Berdasarkan masalah yang ditemukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan teknik analisis terhadap kesalahan berbahasa pada daerah kesulitan morfologi dalam teks persuasi hasil karya peserta didik kelas VIII di SMPN 2 Pameungpeuk. Penulis membuat pertanyaan sebagai acuan penelitian, yaitu: 1) Bagaimanakah bentuk kesulitan yang mengakibatkan kesalahan morfologi pada bidang afiksasi dalam teks persuasi yang dibuat oleh peserta didik kelas VIII SMPN 2 Pameungpeuk?; 2) Bagaimanakah bentuk kesulitan yang mengakibatkan kesalahan morfologi pada bidang reduplikasi dalam teks persuasi yang dibuat oleh peserta didik kelas VIII SMPN 2 Pameungpeuk?; 3) Bagaimanakah bentuk kesulitan yang mengakibatkan kesalahan morfologi pada bidang komposisi dalam teks persuasi yang dibuat oleh peserta didik kelas VIII SMPN 2 Pameungpeuk? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah teks persuasi yang dibuat oleh peserta didik kelas VIII SMPN 2 Pameungpeuk. Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa kesalahan berbahasa pada daerah kesulitan morfologi, di antaranya terdapat kesalahan afiksasi sebanyak 41 kesalahan, kesalahan reduplikasi sebanyak 19 kesalahan dan kesalahan komposisi sebanyak 11 kesalahan. Salah satu penyebab adanya kesalahan berbahasa akibat kesulitan mempelajari ilmu morfologi karena peserta didik terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari dibandingkan bahasa baku. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata pendidik hendaknya memberikan kosa kata yang baru diketahui peserta didik, lalu diaplikasikan dalam komunikasi pembelajaran bahasa Indonesia. Kata Kunci: Bahasa, kesalahan, morfologi