Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Furnitur (Studi Kasus: CV Iyal Furnitur)

Perkembangan sektor industri di Indonesia menuntut setiap perusahaan untuk lebih bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar. Salah satu sektor industri yang berkembang di Indonesia adalah industri furnitur. Untuk mendapatkan pasar yang lebih luas, perusahaan harus mampu memenuhi setiap permintaan konsumen. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen maka konsumen tersebut akan beralih kepada perusahaan lain. Salah satu faktor agar perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen yaitu ketersediaan produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Ketersediaan produk dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku di perusahaan karena bahan baku merupakan komponen penting untuk mendukung kelangsungan dalam proses produksi. Perusahaan harus mampu mengelola persediaan bahan baku agar dapat memenuhi permintaan konsumen dan juga mengurangi biaya persediaan bahan baku. Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor industri furnitur di Kota Padang adalah CV Iyal Furnitur. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis furnitur dengan bahan baku utama adalah rotan. Saat ini belum ada metode perencanaan persediaan bahan baku di CV Iyal Furnitur sehingga terdapat kelebihan bahan baku untuk setiap periode. Hal ini akan memberikan dampak kerugian kepada perusahaan CV Iyal Furnitur karena meningkatkan total biaya persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perencanaan persediaan bahan baku produk furnitur di CV Iyal Furnitur. Metode yang digunakan adalah continuous review system. Langkah-langkah pengolahan data pada penelitian ini yaitu melakukan uji distribusi normal terhadap data permintaan bahan baku, mengklasifikasikan bahan baku dengan analisis ABC, lalu menghitung jumlah permintaan optimal, reorder point, safety stock, dan dilakukan analisis sensitivitas. Output yang didapatkan pada penelitian ini yaitu jumlah permintaan optimal, reorder point, dan safety stock. Berdasarkan hasil pengelompokan bahan baku menggunakan analisis ABC didapatkan untuk klasifikasi A berjumlah 6 bahan baku, klasifikasi B berjumlah 4 bahan baku, dan klasifikasi C berjumlah 4 bahan baku produk furnitur. Berdasarkan hasil perencanaan persediaan menggunakan model continuous review system diperoleh pengurangan total biaya persediaan sebesar Rp8.625.594 atau 2,03%. Berdasarkan analisis sensitivitas didapatkan variabel yang mempengaruhi total ongkos persediaan secara signifikan adalah permintaan. Kenaikan dan penurunan permintaan sebesar 5% dapat mempengaruhi pertambahan dan pengurangan total biaya persediaan sebesar Rp87.151.164 atau 14,75% dari total biaya persediaan dengan model continuous review system