Memahami Generasi Z Melalui Etnografi Virtual

Memahami generasi Z dapat dilakukan dengan kita membuka kontruksi identitas yang sering mereka bangun di media sosial yang mereka gunakan. Media sosial menjadi ruang perayaan kebebasan mereka terhadap dunia yang mereka hadapi. Riset Tirto.ID terhadap 1.201 responden dengan rentang usia 7-21 tahun di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung. Surabaya, Yogyakarta, Tangerang, dan Denpasar dipertengahan 2017 menghasilkan data bahwa Persembahan untuk Prof. Dr. Partini Departemen Sosiologi FISIPOL UGM 35,2% percaya dengan informasi yang dibagikan di media sosial, dan akses internet rata-rata 5 jam perhari. Karakter yang dimiliki mereka menurut riset Tirto.ID, generasi Z lebih individual, lebih terbuka dalam pemikiran, dan lebih suka berkomunikasi dengan koneksi internet (intuitif digital). Komunikasi dosen dengan mahasiswa di ruang media sosial mengalami perception gaps komunikasi yang salah. Generasi Y sang dosen masih memperhatikan ruang nyata-offline dalam membentuk komunikasi sedangkan generasi Z tidak perlu berbasa-basi dalam mengungkapkan perasaan di media sosial. Dalam buku tentang generasi Z yang ditulis Jonah Stillman diterangkan bahwa generasi Z memiliki karakteristik sendiri dalam memahami dunianya yang dapat dimunculkan atau diungkaplkan oleh mereka di media sosial yang mereka miliki