Genjek Ngis Suatu Tinjauan Etnomusikologis

Suatu bentuk kesenian yang tumbuh, hidup, dan ber- kembang di suatu daerah dan keberadaannya masih dipertahan- kan, itu menunjukkan bahwa masyarakat pendukungnya masih merasa membutuhkan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bah- wa kesenian tersebut memlliki fungsi dalam kehidupan maaya- rakat pendukungnya, balk ia berfungsi sakral maupun sekuler. Di Desa Ngis, kecamatan Manggis, kabupaten Dati II Karangasem, Bali berkembang suatu bentuk kasenian tradisional yang dinanakan Genjek. Kesenian ini mempergunakan vokal sebagai media utama dalam pengungkapanya yang dikemas dalam bentuk gending yang berlaras Pelog atau Slendro. melodi-melodi dan ritme-ritme yang dinainkan semuanya barle- sediakan suara nanusia Kehadiran seni ini adnlah lebih bertungni untuk hiburan, bukan lebagai seni sakral. Dalam penyajiannya, seni ini selalu disertai dengan makanan dan minuman seperti tuak, arak, dan (sayur) Senda gurau dan improvisasi selalu newarnai penyaj1§ Genjek Ngis. Heakipun kasenian Genjek Ngis banyak berfungai untuk hiburan, tetapi bentuk aeni ini naaib dapat neupertahankan ekaistensinya dalam kehidupan maayarakat Ngis. Hal ini di- sebabkan karena adanya dua faktor yaitu faktor internal dun faktor eksternal yang mendukung eksistensinya. Adanya kesederhanaan dalam Genjek Ngis faktor sosio-kultural ma- syarakat Ngis seperti kebiasaan metuakan dan memanda, mata pencaharian mesyarakat Ngis yang mayoritas hidup dari bercocok tanam (berkebun), dan juga sebagai tukang keet (pen- cari tuak); dan fungsi yang dimiliki oleh Genjek Hgis da- lam kehidupan masyarakat Ngis semua itu nerupakan £aktor- faktor pendukung eksistensi Genjek Ngis. Melihat realita yang demikian, maka sangatlah menarik untuk dijadikan bahan dalam suatu penelitian atau diangkat ke dalam auatu bentuk karya tulis. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji tentang aspek sosiologiis, antropologis, dan musikologis yang terkandung didalam keseni an Genjek Ngis dengan menggunakan pendekatan etnomusikologi