Analisis Life Table Perbedaan Median Lama Pemberian Asi Pada Bayi Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Data Sdki Tahun 2017)

Analisis life table merupakan analisis terhadap suatu data waktu ketahanan sampai terjadinya suatu peristiwa. Salah satu bentuk aplikasi dari metode life table dapat diterapkan untuk mengetahui durasi pemberian treatment tertentu, salah satunya yaitu untuk analisis lama pemberian ASI pada bayi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan median waktu lama pemberian ASI pada bayi antar kategori variabel berdasarkan data karakteristik sosiodemografi, KN-1, dan pola pemberian ASI di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian menggunakan data sekunder, sehingga jenis pengukuran dalam studi ini tidak membutuhkan adanya respon aktif dari responden. Penelitian ini mencakup analisis deskriptif dan analisis menggunakan metode life table. Populasi pada penelitian ini adalah data Wanita Usia Subur (WUS) yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan data SDKI tahun 2017. Penelitian ini tidak melakukan pengambilan sampel, karena merupakan studi populasi dengan kriteria inklusi, yaitu data ibu yang pernah atau masih memberi ASI pada bayi. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama pemberian ASI pada variabel pendidikan terakhir (p = 0,003), sedangkan variabel lain pada faktor sosiodemografi yaitu usia (p = 0,895) dan status pekerjaan (p = 0,866) tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Selanjutnya, pada faktor KN-1 variabel konseling ASI (p = 0,011) dan pemeriksaan masalah pemberian ASI (p = 0,017) keduanya signifikan. Kemudian, pada faktor pola pemberian makanan pada bayi didapatkan hasil bahwa variabel status IMD (p = 0,083) dan MP-ASI (p = 0,131) tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap lama pemberian ASI. Variabel yang memiliki perbedaan signifikan dan median waktu yang lebih tinggi yaitu ibu dengan pendidikan terakhir SD (16,07 bulan), mendapat konseling ASI (18,23 bulan), dan mendapat pemeriksaan masalah pemberian ASI (18,08 bulan). Hasil dapat digunakan daerah sebagai bahan evaluasi dan pengembangan dalam promosi kesehatan yaitu masalah pentingnya pemberian ASI. Sehingga, dapat dilakukan perbaikan dan pembuatan kebijakan untuk meningkatkan angka cakupan pemberian ASI sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan gizi di Provinsi Nusa Tenggara Timur