Konstruksi Sosial Masyarakat Keputih Makam Atas Rencana Pembangunan Apartkost

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan vital setiap manusia yaitu memiliki rumah. Namun, harga tanah yang melambung tinggi membuat tidak semua orang dapat memilikinya. Sehingga, banyak investor bangunan vertikal yang hendak melakukan pembangunan untuk mengakomodasi agar semua lapisan masyarakat dapat memiliki tempat tinggal, dengan memiliki bangunan vertikal, pemilik kamar pun juga dapat untuk digunakan sendiri atau dijadikan investasi seperti disewakan kepada orang lain. Di wilayah Keputih yang saat ini sedang mengalami modernisasi pun sedang dalam perencanaan pembangunan apartkost. Tetapi, pada saat dalam masuk pada tahap perizinan ke masyarakat, kesemuanya menolak pembangunan apartkost. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma interpretatif atau definisi sosial dan menggunakan teori Konstruksi sosial milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Penelitian ini dilakukan di Keputih Makam melalui observasi dan wawancara mendalam kepada 9 subjek. Data yang didapat dari observasi dan wawancara mendalam ditranskripkan yang kemudian dikategorikan dan disajikan untuk memperdalam hasil temuan dan mengacu pada penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua katagorisasi konstruksi yang dihasilkan oleh masyarakat Keputih makam yaitu pertama subjek yang memiliki latar pendidikan sekolah islam mengkonstruksi bahwa gang makam merupakan suatu kearifan lokal yang tidak tertulis dan Kedua bahwa subjek yang memiliki latar belakang pendidikan di sekolah islam serta pondok pesantren mengkontruksi bahwa Keputih merupakan wilayah yang agamis, serta didalamnya terdapat bentuk-bentuk resisten yang dilakukan oleh masyarakat keputih yang dibagi menjadi dua yaitu resisten terbuka dan resisten tertutup. Serta faktor penyebab resistensi yang dilihat dari segi faktor ekonomi, faktor adminduk, dan faktor kultural masyarakat Keputih