Praktik Seksis di Ruang Pelayanan Publik Surabaya

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan praktik seksis yang dilakukan oleh pekerja di pelayanan publik Surabaya. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana praktik seksis dalam relasi gender antara pekerja dan/atau pemohon, melalui refleksi bahasa yang bias gender di ruang publik. Penelitian tipe kualitatif ini menggunakan analisis wacana kritis dengan teori wacana Michel Foucault yang terbagi atas arkeologi pengetahuan dan genealogi kekuasaan. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis data sekunder penelitian. Objek penelitian ini adalah episteme yang ditelusuri melalui relasi gender antar pekerja pelayanan publik, yang dipilih berdasarkan relevansinya dengan praktik seksis. Setting penelitian ini adalah Mal Pelayanan Publik Surabaya. Melalui analisis wacana ini dapat ditelusuri pengetahuan, kebenaran, dan relasi kuasa antar wacana patriarki dan wacana transformasi kesetaraan gender di ruang pelayanan publik. Hasil penelitian ini menguraikan praktik seksis dalam relasi gender antar pekerja dan/atau pemohon di ruang publik, melalui refleksi bahasa seksis. Melalui sistem regulasi pelayanan yang responsif gender menciptakan wacana kesetaraan gender, namun pada praktiknya pekerja semakin mengukuhkan dominasi wacana patriarki. Baik pekerja laki-laki maupun perempuan, keduanya saling menundukkan dengan standar nilai-nilai yang bias gender dalam konteks budaya patriarki. Wacana patriarki dipahami, diekspresikan secara sadar dan mengontrol laki-laki maupun perempuan dalam bertutur, berpakaian, bersikap dan berperilaku di ruang publik. Pendisiplinan juga bersinggungan dengan identitas ras, etnis, agama dan kelas sosial antara pekerja dan pemohon. Hal ini merupakan efek kekuasaan yang digunakan pekerja dalam struktur otoritas pelayanan publik untuk semakin melegitimasi budaya patriarki di ruang publik, dan memproduksi kebenaran secara kontinu