PENGGUNAAN URINE SEBAGAI BAHAN DIAGNOSTIK INFEKSI VIRUS HEPATITIS A PADA ANAK

Penelitian bertujuan mencari alternatif lain dari sampel darah untuk mendeteksi antibodi hepatitis A pada anak dengan memakai sampel urine, karena pengambilan sampel darah merupakan tindakan invasive, tidak disukai anak dan orang tua, sulit dan memerlukan tenaga ahli. Penelitian dilakukan di Rusun Sombo Kecamatan Simokerto Surabaya tahun 2005 pada anak usia 5-12 tahun. Sampel darah dan urine segar diambil sebanyak 2,5 cc kemudian diuji serologis denan ELISA yaitu metode MEIA dengan alat AxSYM ® HAVAB ® 2.0. Hasil kemudian dianalisa statistic uji McNemar. Didapatkan 46 anak dengan hasil seropositif dan 6 anak uropostitif. Hasil analisa statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara sampel darah dan urine dalam mendeteksi antibodi hepatitis A pada anak. Hal ini mungkin disebabkan karena IgM tidak dapat menembus glomerulus, sedangkan IgG hanya dapat menembus pori besar glomerulus pada keadaan tertentu atau juga karena kadar immunoglobulin yang sangat rendah di bawah batas yang dapat dideteksi oleh alat yang dipakai. Sehingga pemakaian urine sebagai pengganti sampel darah perlu dipikirkan kembali