IDENTITAS EKSIL DALAM FILM SURAT DARI PRAHA

Penelitian ini tentang diskursus identitas eksil dalam film Surat Dari Praha. Eksil adalah orang Indonesia yang tidak dapat kembali ke tanah air karena dicabut kewarganegaraannya pada peristiwa bersejarah pada tahun 1965. Topik ini menarik karena ditengah pembicaraan mengenai peristiwa sejarah 1965, eksil belum banyak dibicarakan dan dikaji di bidang akademis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan menguraikan secara dalam diskursus identitas eksil yang ditanamkan dan diartikulasikan ke dalam adegan, dialog dan alur cerita film. Penelitian ini menggunakan metode Film Disourse Interpretation milik Janina Wildfeur (2014) yang memberikan salah satu cara untuk memahami film dengan melibatkan aspek struktur bahasa film dalam mengungkap makna latent sebuah teks film secara komprehensif. Dengan pisau analisis tersebut, peneliti melihat diskursus identitas eksil dalam Surat Dari Praha dari dua sisi yakni identitas politik dan identitas sosial. Dalam film, diskursus identitas politik eksil diartikulasikan melalui pernyataan tokoh utama yang mengaku bukan komunis dan dianggap sebagai Tahanan Politik C oleh Orde Baru, serta memiliki latar belakang sebagai MAHID (Mahasiswa Ikatan Dinas). Melalui Surat Dari Praha, filmmaker memberikan secuplik narasi tentang eksil sebagai bentuk dari tujuan atau harapannya melawan stigma negatif akibat peristiwa 1965. Surat Dari Praha memberikan diskursus identitas sosial eksil melalui narasi kehidupan tokoh pasca peristiwa 1965 terutama tentang dirinya di masa sekarang, hubungannya dengan masalah masa lalu, dan dirinya sebagai eksil hidup menjadi orang Indonesia di luar tanah airnya. Melalui diskursus identitasil sosial eksil, filmmaker menyajikan secara sederhana kompleksitas eksil yang hidup beradaptasi dan bersosialisasi di tanah asing