Makna Ritual Dalam Persiapan Pementasan Kesenian Jaranan Pada Sanggar Kesenian Jaranan Legowo Putro di Desa Sugihwaras, Kabupaten Nganjuk

Kesenian dan kehidupan bermasyarakat merupakan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan, terutama kesenian yang terkait dengan keyakinan ataupun kepercayaan yang sudah ada terlebih dahulu, seperti warisan nenek moyang. Kesenian yang terlahir dari kepercayaan atau keyakinan tersebut digunakan untuk acuan dalam berperilaku yang dapat mempengaruhi kehidupan. Seperti halnya kesenian jaranan yang selalu memiliki sifat sakral, dimana kesenian ini mengandung unsur magis yang selalu berhubungan dengan sesuatu yang bersifat gaib atau mistis. Selain sebagai seni, kesenian jaranan pada zaman dahulu juga dipergunakan untuk upacara-upacara resmi yang dihubungkan dengan roh leluhur. Zaman dahulu kesenian jaranan sering ditampilkan untuk para penghuni keraton. Seiring perkembangan zaman, kesenian jaranan tidak lagi dipergunakan untuk upacara resmi, melainkan menjadi sebuah tontonan kesenian tradisional untuk masyarakat. Namun terlepas dari permasalahan tersebut, kesenian jaranan tetap menggunakan upacara atau ritual untuk menjaga eksistensinya serta melestarikan budaya. Terlepas dari hal-hal tersebut, dalam ritual yang dijalankan pada kesenian jaranan Legowo Putro memiliki sesuatu fenomena yang unik. Fenomena tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk membahas penelitian ini, yaitu dengan mempertontonkan ritual yang mereka lakukan dengan terbuka. Peneliti menggunakan sebuah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti membahas sebuah makna ritual kesenian jaranan di sanggar kesenian jaranan Legowo Putro. Setelah melakukan penelitian maka hasil pemaknaan simbol dari ritual tersebut memiliki beberapa pengaruh, seperti jika salah satu ritual tidak dilakukan maka akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Rangkaian ritual pun memiliki 5 tahapan yang memiliki makna tersendiri, yaitu ritual pada malam satu suro untuk mengharapkan keberkahan dan keselamatan ditahun yang akan datang, ritual malam jum‟at legi untuk rasa terima kasih kepada roh karena telah diberikan sebuah rezeki dari kesenian jaranan, ritual sebelum pementasan dimulai untuk permisi kepada Mbah Danyang, ritual pada saat pementasan dimulai untuk mengendalikan para pemain yang sedang mengalami trance, dan ritual setelah pementasan berakhir untuk rasa terimakasih karena telah diberikan kelancaran pada saat pementasan berlangsung. Ritual kesenian jaranan juga menjadi sebuah simbol integritas dalam masyarakat