PENERAPAN SSOP (Standard Sanitation Operation Procedure) PRODUK BAKSO IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) di BALAI BESAR PENGUJIAN PENERAPAN HASIL PERIKANAN (BBP2HP), JAKARTA TIMUR

Produk diversifikasi makanan utamanya bidang perikanan banyak bermunculan saat ini. Salah satu alternatif usaha diversifikasi produk olahan ikan adalah bakso. Bakso merupakan jenis makanan yang banyak disukai masyarakat yang dibuat dari bahan baku ikan atau daging ayam, sapi, dan kambing yang di tambah dengan bahan tambahan seperti tepung tapioka, gula, garam, dan bahan tambahan lainnya. Seperti kita ketahui, ikan dan produk olahan ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh mikroba yang dapat berasal dari tubuh ikan itu sendiri maupun akibat penanganan yang tidak memenuhi persyaratan. Suatu bahan pangan yang telah mengalami kerusakan berarti telah mengalami kemunduran mutu sehingga tidak layak konsumsi. Setiap industri pengolahan pangan saat ini telah banyak menerapkan proses sanitasi dan hygiene yang meliputi sanitasi pekerja, lingkungan pabrik, peralatan kerja dan bahan baku pada seluruh rantai produksinya sebagai tindakan pencegahan terjadinya kontaminasi silang. Output yang diharapkan dari penerapan sanitasi ini adalah produk dengan kualitas dan kemanan mutu yang terbaik. Salah satu pondasi untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menerapkan SSOP (Standard Sanitation Operation Procedure) secara benar dan tepat. Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui penerapan dan kendala dalam penerapan SSOP pada produksi bakso ikan tongkol di Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), Jakarta Timur. Penerapan SSOP (Standard Sanitation Operation Procedure) di Balai Besar Penerapan Pengujian Hasil Perikanan masih belum dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan aturan SSOP. Kurangnya pengetahuan buruh dan ketidakdisiplinan karyawan dalam penerapan SSOP merupakan kendala dalam penerapan SSOP