STUDI KONVERGENSI EFISIENSI INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA : PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS

Tingkat efisiensi yang optimal dan progresif akan menjadi cerminan daya saing industri manufaktur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji konvergensi efisiensi industri manufaktur di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dengan mengobservasi 24 subsektor industri manufaktur pada tahun 2007 hingga 2013. Berdasarkan hasil estimasi, fungsi produksi yang sesuai pada 20 subsektor adalah fungsi produksi Translog, sedangkan 4 subsektor lainnya menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas. Berdasarkan model dari Battese dan Coelli (BC), 24 subsektor manufaktur di Indonesia mengalami kondisi tidak konvergen (divergen). Penyebabnya adalah periode krisis yang terjadi pada tahun 2008 membuat periode penelitian menangkap kondisi sebelum krisis, saat krisis, dan setelah krisis, sehingga tren konvergensinya cenderung menurun. Hasil tersebut berbeda dengan model Kumbhakar dan Wang (KW) yang menunjukan 11 subsektor yang berada pada kondisi konvergen. Namun, asumsi signifikansi yang tidak terpenuhi menjadikan modal KW tidak dapat dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis. Hasil ini diartikan bahwa rasio modal dan tenaga kerja di awal periode (tahun 2007) sebagai spesifikasi KW tidak mempengaruhi inefisiensi teknis. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi ekonomi antara tahun 2007 dan 2008, sehingga rasio modal dan tenaga kerja tahun 2007 tidak mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis tahun-tahun berikutnya