PENGARUH JOB DEMANDS DAN JOB RESOURCES TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PEGAWAI BPJS KESEHATAN KOTA SURABAYA

Transformasi yang dialami PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan mengakibatkan perubahan yang besar dalam organisasi. Salah satunya adalah meningkatnya job demands karyawan. Perubahan organisasi yang diikuti dengan peningkatan job demands, pada akhirnya akan menurunkan well-being karyawan (Psyres, 2011). Dalam model stres kerja DISC (Demands-Induces Strain Compensation) dikatakan bahwa dampak buruk dari tingginya job demands pada job related outcome (subjective well-being) dapat dihalangi jika karyawan memiliki job resources yang cukup untuk menghadapi tuntutan tugas dari pekerjaannya dan job resources tersebut harus memiliki kecocokan dengan job demands. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job demands dan job resources terhadap subjective well-being. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menyebarkan kuesioner, dimana job demands dan job resources diukur dengan menggunakan The Demands-Induced Strain Questionnaire (DISQ) versi 2.1 yang dikembangkan oleh de Jonge, dkk (2009) sedangkan subjective wellbeing diukur dengan menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS) (Diener, dkk., 1985) dan Positive Affect-Negative Affect Scale (PANAS) (Watson, dkk., 1988). Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai BPJS Kesehatan kota Surabaya yang berjumlah 50 pegawai dengan masa kerja lebih dari dua tahun dan merasakan transformasi organisasi. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunaka n analisa regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara job demands dan job resources terhadap subjective well-being. Secara khusus, job resources (cognitive resources) memiliki kontribusi dalam memprediksi subjective well-being. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara cognitive demands dengan cognitive resources memiliki pengaruh terhadap subjective well-being