HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA FREKUENSI RENDAH, SEDANG, TINGGI ( Studi Pada Pekerja di PT. Maju Jaya Sejahtera Plywood Banyuwangi)

Salah satu bahaya yang ditimbulkan dari proses pembuatan kayu lapis (plywood) adalah kebisingan yang dihasilkan dari mesin - mesin produksi sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar tenaga kerja PT. Maju Jaya Sejahtera Plywood Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan crossectional study dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian sebesar 30 orang, kemudian pengambilan sampel diperoleh menggunakan simple random sampling sehingga hasil yang didapat sebesar 28 responden. Variabel independen penelitian adalah intensitas kebisingan, usia, masa kerja, lama paparan, pemakaian APT, Pemakaian Obatobatan. Pengukuran intensitas kebisingan di area produksi menunjukkan nilai melebihi NAB (85dBA) yaitu sebesar 91,1 dBA, pemeriksaan audiometri yang dilakukan menunjukkan sebanyak 13 responden memiliki ambang dengar tidak normal (> 25 dB) telinga kiri dan 11 responden pada telinga kanan. Pengujian dengan Chi- Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan nilai ambang dengar pekerja (p < 0,05). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah intensitas kebisingan di area produksi PT. Maju Jaya Sejahtera Plywood Banyuwangi melebihi NAB dan banyak tenaga kerja memiliki nilai ambang dengar tidak normal. Perusahaan perlu melakukan pengendalian kebisingan berupa pelatihan ataupun edukasi tentang bahaya kebisingan, pemasangan alat peredam di tempat kerja serta peningkatan pemakaian APT secara tepat