Mabda'u Al Ta'addubi Fi Nass Al Masrihiyyah Harut Wa Marul Li Ali Ahmad Bakthir (dirasah Tahliliyah Tadawuliyah)

Prinsip kesantunan adalah salah satu prinsip pragmatik dalam linguistik modern yang penting karena kesantunan sangat dibutuhkan demi terciptanya komunikasi yang baik antarpembicara, khususnya dalam kesantunan berbahasa. Dalam hal ini, penulis memilih objek formal kesantunan Geoffrey Leech yang merupakan salah satu penggagas dari prinsip kesantunan yang menetapkan enam maksim dalam menganalisis bentuk-bentuk kesantunan dalam berbahasa, sedangkan objek material pada penelitian ini berasal dari salah satu jenis karya sastra yaitu drama. Drama yang diangkat adalah Harut dan Marut karya Ali Ahmad Bakatsir karena bahasa yang digunakan dalam drama ini sangatlah komunikatif sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam naskah drama ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada nilai keislaman. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini, yaitu penggunaan dan bentuk-bentuk prinsip kesantunan yang ada di dalam drama Harut dan Marut karya Ali Ahmad Baktsir. Maka dari itu, sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan dan bentuk-bentuk prinsip kesantunan berbahasa yang digunakan oleh tokohtokoh dalam drama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk deskriptif kualitatif yang mana akan menjelaskan prinsip-prinsip kesantunan berbahasa dalam drama tersebut beserta alasan-alasannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti menyimpulkan bahwa naskah drama Harut dan Marut karya Ali Ahmad Bakatsir mengandung semua prinsip kesantunan yang diasas oleh Geoffrey Leech. Semua prinsip kesantunan tersebut yaitu, maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian. Kata Kunci : Drama Harut dan Marut, Prinsip Kesantunan, Pragmatik