TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN WANPRESTASI SEWA MOBIL TANPA SUPIR DI NANDA CAR RENTAL YOGYAKARTA

Minat masyarakat terhadap sewa-menyewa mobil meningkat seiring pembangunan ekonomi yang membutuhkan jasa transportasi yang cukup serta memadai. Salah satu dari sekian banyak badan usaha di Indonesia yang dapat mewujudkan cita-cita dari tujuan sewa-menyewa mobil adalah Nanda Car Rental Yogyakarta, yang melaksanakan dan mengembangkan sewa mobil sebagai wahana pengembangan transportasi dan di dalamnya telah mengembangkan obyek sewa dalam bentuk yakni: sewa mobil angkutan, sewa mobil dengan supir, dan sewa mobil tanpa supir. Masalahnya wanprestasi sewa mobil tanpa supir terjadi pihak penyewa melanggar perjanjian yakni keterlambatan mengembalikan mobil sewa sesuai dengan yang diperjanjikan dan membawa akibat kerugian pada pihak lain. Menurut kesepakatan jika pihak penyewa melakukan "overtime" mobil sewa dikenakan denda sebesar 10%/jam dari besarnya harga sewa. Dan jika pihak penyewa tidak membayar ganti rugi keterlambatan sewa, maka pihak Nanda Car Rental Yogyakarta menahan barang jaminan berupa STNK + Sepeda motor. Penyewa merasa keberatan dengan resiko yang diderita berupa keterlambatan pengembalian sewa disetarakan dengan resiko yang lebih besar dalam perjanjian sewa mobil tanpa supir seperti resiko cacat dan rusak. Upaya penyelesaian wanprestasi sewa mobil tanpa supir yang dilakukan Nanda Car Rental di antaranya, pertama: resiko tidak dikenakan penyewa apabila mobil dalarn keadaan standar dalam arti tidak terjadi perubahan atau perusakan, maka hanya dikenakan biaya ganti rugi keterlambatan pengembalian sewa. kedua : penahanan barang jaminan untuk jangka waktu tertentu sampai pihak penyewa melunasinya. Berangkat dari pokok masalah tersebut, penyusun menemukan fakta bahwa adanya beberapa kesalahan dalam mendiskripsikan penyelesaian wanprestasi keterlambatan pengembalian sewa mobil tanpa supir di Nanda Car Rental Yogyakarta yang sederhana memunculkan beberapa konsekuensi di antaranya timbul perselisihan sehingga pihak yang menyewakan yang yang berkepentingan dalam persetujuan tidak dapat ditangani terus berkelanjutan untuk dilaksanakan secara realitis. Dan sifat dasar dari tingkatan keuntungan yang berkelanjutan dalam perubahan yang terjadi hingga merasa perlu adanya unsur musyawarah sebagai alternatif terakhir penyelesaian wanprestasi. Dari penelitian yang di1akukan, penyusun menggunakan jenis penelitian lapangan, metode pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. Data yang diperoleh, di analisa dengan metode induktif dan deduktif dengan pendekatan normatif. Dengan kata lain, penyusun berusaha memaparkan penyelesaian wanprestasi sewa mobil tanpa supir di Nanda Car Rental Yogyakarta berdasarkan dalil dan kaidah yang berlaku. Akhirnya penyusun menyimpulkan pokok masalah berdasarkan tinjauan hukum Islam yakni, penyelesaian wanprestasi sewa mobil di Nanda Car Rental Yogyakarta dengan keadaan masa sekarang, karena ganti rugi dapat diminimalisir bahkan di atasi dengan bijak, bilamana terjadi kesepakatan kedua belah pihak menurut hukum Isla