KARAKTERISTIK DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (SUATU PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESOR ACEH SELATAN)

ABSTRAKMUSDALIFAH ,KARAKTERISTIK DAN PENANGGULANGAN 2020 TINDAK PIDANA PENCURIAN (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Aceh Selatan)Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala(vi, 84),pp.,tabl.,bibl.,app. Mukhlis, S.H., M.Hum.Untuk mengetahui karakteristik tindak pidana pencurian diperlukan statistik kriminal. Statistik kriminal merupakan berbentuk angka-angka yang menunjukkan jumlah kriminalitas yang tercatat, baik terjadi pada suatu waktu dan tempat tertentu yang disusun baik secara resmi oleh pihak kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan. Namun pada kenyataannya statistik kriminal tindak pidana pencurian belum disusun secara rinci dan lengkap. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan karakteristik dan faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencurian, hambatan yang dialami oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian, dan upaya pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian. Metode dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis empiris. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan dengan melakukan wawancara terhadap responden dan informan. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan membaca referensi dan literatur yang berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 kasus pencurian yang terjadi di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Aceh Selatan dari tahun 2018-2019, dari jumlah tersebut terdapat 4 kasus pencurian biasa (Pasal 362 KUHP) dan 11 kasus pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 KUHP). Karakteristik pelaku yang dominan yaitu berjenis kelamin laki-laki (100%), rentang usia pelaku tertinggi di atas 18 tahun (93%), pekerjaan pelaku tertinggi yaitu swasta (66%), pendidikan pelaku tertinggi yaitu SD (53%), objek pencurian yang tertinggi yaitu sepeda motor (47%), wilayah dan bulan terjadinya tindak pidana pencurian tertinggi yaitu Kecamatan Tapaktuan (18%) dan bulan Maret (33%), dasar hukum dikenakan yang tertinggi yaitu Pasal 363 ayat (1) KUHP (40%), lama hukuman yang dijatuhkan di bawah 3 tahun (67%) dan faktor penyebab terjadinya tindak pidana pencurian diantaranya, faktor pendidikan, faktor ekonomi, rendahnya penghayatan agama, faktor keluarga, faktor lingkungan/pergaulan, pengaruh narkotika, tempat kejadian pencurian, dan lemahnya aparat penegak hukum. Hambatan yang dialami pihak kepolisian adalah pelaku melakukan perlawanan, kurangnya alat bukti, jumlah personil Polres Aceh Selatan yang terbatas dan sarana pendukung yang kurang memadai. Adapun upaya pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian dengan himbauan untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan patroli di bawah pukul 12:00 WIB, memberi efek jera dengan memasukkan si pelaku ke sel tahanan. Disarankan kepada pihak kepolisian untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan kewenangan kepolisian untuk mengoptimalkan perlindungan kepada masyarakat