Tanggung Gugat Penjamin Pribadi atas Utang-Utang Debitur Wanprestasi yang Diputus Pailit

Di dalam praktek perjanjian pemberian kredit, seringkali ditemukan kreditur sebagai pihak yang berpiutang selain meminta jaminan kebendaan dari yang berutang atau debitur, juga meminta jaminan tambahan berupa jaminan non kebendaan atau immaterial atau personal guarantee atau borgtocht. Jaminan perorangan atau borgtocht adalah jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga dimana apabila debitur tidak melaksanakan kewajibannya kepada kreditur maka pihak ketiga tersebut bersedia untuk melaksanakan kewajiban debitur. Merujuk pada hal tersebut di atas, yang menjadikan ketertarikan adalah apakah kreditur dapat melakukan sita atas harta benda penjamin pribadi guna memenuhi kewajiban debitur yang wanprestasi dan apa tanggung gugat penjamin pribadi apabila debitur wanprestasi dan diputus pailit. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh suatu kesimpulan bahwa pemberi jaminan pribadi (borgtocht) dapat dimintai pertanggungjawaban secara langsung untuk memenuhi kewajiban debitur kepada kreditur tanpa harus menyita harta benda debitur terlebih dahulu, apabila dalam perjanjian penjaminan pihak borgtocht telah melepaskan hak istimewanya yang terdapat di dalam B.W. Pasal 1832. Perjanjian personal guarantee tidak dapat dilakukan sita umum meski debitur dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, sehingga borgtocht tetap mempunyai kewajiban kepada kreditur, yaitu tanggung gugat ganti kerugian atas dasar wanprestasi berupa penggantian biaya, rugi, dan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1243 B.W