MINIMASI DEFECT PADA KARDUS BOX KARTON GELOMBANG MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus PT. KEMAS SUPER INDONESIA)

PT. Kemas Super Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus box karton gelombang. Tigkat kecacatan merupakan parameter penting yang menentukan kualitas produk. Saat ini PT. KSI belum mendapatkan upaya perbaikan yang sesuai agar produk yang dihasilkan memenuhi standar, sehingga nilai sigma produk kardus yang dihasilkan masih rendah. Untuk itu dilakukan upaya minimasi defect menggunakan metode six sigma dengan pendekatan DMAIC untuk mendapatkan setting level proses produk kardus yang sesuai standar. Six sigma diawali dengan tahap define, yaitu menentukan Critical to Quality (CTQ) kemudian dilakukan penentuan prioritas perbaikan produk cacat menggunakan diagram pareto. Pada tahap ini didapatkan 5 CTQ yaitu cacat warna tidak sesuai, kotor, sheet tidak terpotong sempurna/ jelek , lapisan kertas tidak pas, dan cetakan tidak pas, dengan cacat warna tidak sesuai sebagai prioritas perbaikan karena mamiliki jumlah cacat paling tinggi. Pada tahap measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan menghitung DPMO dan nilai sigma didapatkan nilai DPMO sebesar 957571.744 dan nilai sigma sebesa 2.7 yang artinya proses atau produksi perusahaan tersebut masih sangat rendah. Pada tahap analyze dilakukan penentuan factor penyebab terjadinya cacat menggunakan cause and effect diagram dan penentuan usulan perbaikan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapatkan cacat warna tidak sesuai memiliki nilai RPN paling tinggi yaitu 240. Pada tahap improve dilakukan implementasi upaya perbaikan dengan siklus PDCA (plan-do-check-act). Hasil implementasi menunjukkan adanya peningkatan nilai sigma menjadi 3.1 sigma, namun upaya tersebt belum sepenuhnya maksimal meningkatkan kualitas produk menjadi zero defect karena kurangnya waktu implementasi sehingga diperlukan perbaikan terus- menerus agar kualitas produk semakin baik. Tahap akhir yaitu tahap control dilakukan perbandingan hasil sebelum dan sesudah implementasi, didapatkan adanya peningkatan nilai sigma sebesar 0.4 sigma