HUBUNGAN NEGARA DENGAN CIVIL SOCIETY (STJJDI AT AS PEMIKIRAN MUHAMMAD AS HIKAM DAN MOHAMMAD DA WAM RAHARDJO)

ABSTRAKSI Sebagaimana elemen penting dalam demokrasi, civil society selama ini belum mendapat perhatian yang semestinya, padahal tumbuhnya tatanan demokratis selalu mengandaikan adanya civil society yang kuat dan mandiri dari hegemoni state (negara). Bagaimana suatu negara bertanggungjawab, tergantung pada kesadaran diri, semangat, dan visi politik civil society. Civil society yang tidak aktif akan membawa negara yang tidak responsive, kesadaran diri civil society secara politik akan membatasi kekuasaan negara. Walaupun praktek demokrasi di Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya, tetapi diskursus mengenai demokrasi telah jauh berkembang, sehingga diskusi mengenai demokrasi tidak cukup lagi dengan bahasa um.um yang abstrak. Saat ini diperlukan pembahasan yang lebih elaboratif menelaah semua elemen yang membentuknya, seperti civil society. Beberapa pemikir menyatakan perlunya diciptakan civil society, yaitu suatu wilayah publik yang independen dari negara, yang berfungsi sebagai pengimbang kekuatan Negara. Sebagai seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar di Indonesia tentang perkembangan civil society, Hikam adalah figur yang sangat intens dalam memperbincangkan civil society di Indonesia, dari sinilah penulis tertarik untuk mengangkat pemikirannya tentang hubungan negara dengan civil society. Demikian juga Dawam yang telah banyak mencurahkan pemikirannya dalam konsep masyarakat madaninya. Lalu bagaimanakah Hikam dan Dawam membicarakan tema ini, inilah yang menjadi fokus bahasan dalam skripsi ini. Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini dilakukan atas dua dasar analisis yaitu, pertama, pemikiran negara dan masyarakat madani yang dibangun oleh Nabi SAW. semasa beliau berada di Madinah. Kedua, konsep civil society yang berasal dari Barat. Kedua dasar tersebutlah yang telah dikembangkan oleh Hikam dan Dawam dalam konteks keindonesiaan. Selanjutnya akan dikomparasikannya, dengan pendekatan yang diarahkan kepada sosiologis-historis. Sebagai penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku sebagai sum.her datanya. Sedangkan sifat skripsi ini adalah deskriptif-analitik. Karena penelitian ini termasuk penelitian pustaka, maka metode pencarian data yang digunakan adalah didasarkan pada studi kepustakaan yaitu dengan menyelami karya-karya yang sesuai dengan obyek penelitian yang ditulis Hikam dan Dawam sebagai data primer dan karya-karya pemikiran lainnya yang relevan sebagai data sekunder. Akhir dari penelitian ini menghasilakan bahwa Hikam memposisikan civil society sebagai asosiasi atau organisasi yang dibuat oleh masyarakat di luar pengaruh negara. Kelembagaan civil society ini pada dasarnya bertujuan untuk mengimbangi hegemoni negara dan memperkokoh posisi dan kemandirian masyarakat. Sedangkan Dawam lebih memaknai sebagai masyarakat madani, yakni sebagai masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan um.um, yang disebut al­khair. Dawam lebih melihat masyarakat madani lebih erat kaitannya dengan civility atau keberadaban