Prarencana Pabrik Biodiesel dengan menggunakan katalis padat

Produksi minyak bumi di Indonesia semakin lama mengalami penurunan, dampaknya adalah biaya yang di keluarkan oleh pemerintah makin bertambah karena harus mengimpor minyak dan menaikan harga BBM. Saat ini beberapa jenis seperti minyak dari kelapa, kedelai, lobak, sawit, telah di teliti untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Solar yang berasal dari minyak bumi sebagai bahan bakar yang tidak bisa di perbaharui, artinya suatu saat nanti persediaannya akan menipis dan habis, maka perlu melakukan pembuatan bahan bakar alternatif pengganti solar. Bahan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai bahan bakar diesel dan berasal dari minyak nabati (tanam-tanaman) disebut biodiesel. Pembuatan biodiesel pada dasarnya adalah dengan cara mereaksikan triglesirida dan methanol. Pada proses ini teribagi menjadi tiga tahap yaitu proses degumming, proses transesterifikasi, dan proses pemurnian. Pabrik biodiesel ini didirikan di Makasar, Ujung Pandang, Suawesi. Prarencana Pabrik Biodoiesel dengan menggunakan katalis padat dengan kapasitas 13.500 ton pertahun dirancang dengan spesifikasi sebagai berikut: Proses : Rencana operasi : 2 batch per hari, 300 hari pertahun Produk utama : Biodiesel Produk sampingan : Gliserol Bahan baku : a. CPO : 39.025,2329 kg/batch b. Metanol : 3.064,1069 kg/batch c. CaO : 16,7251 kg/batch d. H3PO4 : 26,0168 kg/batch Utilitas : a. Air : 20,8548 m3/hari b. Listrik : 355,9176 KW/hari c. Solar : 3,4052 kg/hari d. Batu bara : 117.183,8112 kg/hari Ekonomi :. • Metode linier Break Even Point (BEP) :47,4806 % Waktu pengembalian modal (POT) sebelum dan sesudah pajak : 1 tahun 7 bulan dan 2 tahun 4 bulan • Metode Cash Flow : Break Even Point (BEP) : 61, 0783 % Waktu pengembalian modal (POT) sebelum dan sesudah pajak : 2 tahun 4 bulan dan 2 tahun 5 bula