Perlakuan AkuntansiTerhadap Atlet Bola Basket Sebagai Aset Klub Studi Kasus Pada : Sahabat Wisma Sehati Basketball Semarang

Perkembangan bola basket saat ini sangat pesat, terutama di negara maju seperti Amerika yang terkenal dengan NBA (National Basketball Association). Di Indonesia, hanya beberapa klub yang menjadikan klub sebagai industri olahraga, seperti Klub Satria Muda Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi Sahabat Wisma Sehati Basketball Club Semarang terhadap atlet berdasarkan definisi, karakteristik, pengakuan, pengukuran, dan penghentian pengakuan, apakah sudah sesuai dengan PSAK No.16 tentang Aset Tetap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif dimana peneliti melakukan identifikasi, wawancara, menganalisis serta membandingkan perlakuan akuntansi Sahabat Wisma Sehati Basketball Club Semarang dengan teori yang ada, melakukan pembahasan, menarik kesimpulan dari fakta yang didapat, serta memberikan saran penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan atlet bola basket sebagai aset berdasarkan definisi dan karakteristik aset tetap dapat dipenuhi dan sesuai dengan PSAK No.16, sehingga tepat mengklasifikasikan atlet bola basket sebagai aset. Namun, perlakuan akuntansi Sahabat Wisma Sehati Basketball Club Semarang secara garis besar belum sesuai dengan PSAK No.16. Pada pengakuan aset, biaya perolehan atlet dapat dipenuhi, pada pengukurannya tidak dapat dipenuhi. Klub tidak melakukan perhitungan pengukuran atas atlet sebagai aset, tetapi klub hanya mencatat sebagai pendapatan dan beban saja. Pada penghentian dan pelepasan aset, bisa terpenuhi dan sesuai dengan PSAK No.16. Klub tidak lagi mengakui atlet sebagai aset pada saat atlet dijual kepada klub lain. Kata kunci : Aset tetap, Pengakuan, Pengukuran, Penghentian pengakuan, dan PSAK No.1