Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012

RSUD Kota Semarang merupakan salah satu rumah sakit pemerintah tipe B dimana masih terjadi kasus kematian balita. Hal ini menunjukkan kepada masyarakat bahwa mutu kesehatan di RSUD Kota Semarang masih kurang baik sehingga perlu ditingkatkan agar standar MDG’s ke empat bisa tercapai. MDG’s menargetkan pengurangan angka kematian balita pada tahun 2015 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. Untuk itu, angka kematian balita ini perlu diperhatikan dan dalam penelitian ini dapat diketahui tentang gambaran angka kematian balita di RSUD Kota Semarang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, menggunakan metode observasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang meninggal pada tahun 2012 sejumlah 78 balita. Dengan analisa data menggunakan analisa secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 78 kasus kematian balita dari 1187 balita yang lahir hidup. Jumlah kematian balita di RSUD Kota Semarang tahun 2012 paling besar pada triwulan IV sebesar 27 balita, dan paling kecil yaitu pada triwulan I sebesar 16 balita. Berdasarkan golongan umur, jumlah kematian balita paling besar adalah balita golongan umur 1 tahun yaitu sebanyak 32 balita. Berdasarkan jenis kelamin, dari 78 balita yang meninggal, 43 diantaranya berjenis kelamin laki - laki. Dan berdasarkan diagnosis utama, penyebab utama kematian balita paling besar disebabkan oleh penyakit diare. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa RSUD Kota Semarang masih perlu meningkatkan mutu kesehatannya yaitu dengan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan tidak hanya meningkatkan mutu kesehatan berdasarkan angka kematian balita, tetapi juga dapat meningkatkan mutu kesehatan dari bagian lainnya, sehingga akan meningkatkan mutu kesehatan RSUD Kota Semarang secara keseluruhan