ANALISA DESKRIPTIF LAMA PERAWATAN ( LOS ) PASIEN RI JAMKESMAS PADA KASUS PENYAKIT KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE) DENGAN TINDAKAN MASTEKTOMI YANG DIRAWAT DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2012

Salah satu indikator rawat inap untuk menilai efisiensi pelayanan kesehatan rawat inap dan dapat digunakan untuk evaluasi dan perencanaan sumber daya rumah sakit yaitu Average Length Of Stay (AvLOS), yang merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode (berapa lama) rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dari survey awal yang dilakukan peneliti di RSI Sultan Agung Semarang, pada 10 DRM kasus penyakit kanker payudara (ca mammae) dengan tindakan mastektomi pasien RI Jamkesmas pada tahun 2012. Penyakit kanker payudara ini merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam 10 besar penyakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa lama perawatan (LOS) pada penyakit kanker payudara dengan tindakan mastektomi pasien RI Jamkesmas yang dirawat di RSI Sultan Agung Semarang pada tahun 2012. Metode Pengumpulan data dilakukan secara observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data pasien jamkesmas kasus penyakit kanker payudara (ca mammae) pada tahun 2012 melalui telaah dokumen rekam medis pasien. Subjek dari penelitian ini adalah pasien RI Jamkesmas penderita kanker payudara (ca mammae). Obyek penelitian adalah indeks penyakit kanker payudara (ca mammae) dan DRM. Berdasarkan hasil penelitian pada pasien RI Jamkesmas penderita kanker payudara (ca mammae), pasien yang sesuai standar LOS INA DRG sebesar 51,5% sedangkan yang tidak sesuai standar LOS INA DRG sebesar 48,5%. Penderita kanker payudara (ca mammae) paling banyak dengan tingkat keparahan I dengan persentase 75,8%. Persentase diagnosa sekunder terbanyak adalah penyakit Anemia sebesar 60%. Persentase LOS terbanyak yaitu dengan lama dirawat 5 hari sebesar 24,24% Hal yang perlu diperhatikan adalah perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang dampak financial LOS pasien jamkesmas khususnya pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang melebihi LOS INA-CBG’s yang sudah di standarkan menteri kesehatan