ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DI KABUPATEN MUKOMUKO

Era otonomi daerah menuntut kabupaten/kota menggali secara intensif dan bijaksana sumber-sumber pendapatan asli daerah. Peluang memaksimalkan penerimaan pendapatan asli daerah di Kabupaten Mukomuko masih didominasi dari pajak dan retribusi. Salah satu pajak penting yang diandalkan di Kabupaten Pekalongan adalah pajak bahan galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan karena selama ini pendapatan asli daerah disumbang hampir 30%-60% dari sector pajak. Dan salah satu penyumbang potensial adalah pajak bahan galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan. Namun demikian penerimaan pajak bahan galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan menurut penentu kebijakan masih kurang dari harapan karena terjadi ketidak stabilan dalam capaian target yang telah ditetapkan. Mendasarkan pada kenyataan tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian yang tujuannya adalah menganalisis penerimaan Pajak Bahan Galian Golongan C di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mukomuko.Untuk mewujudkan tujuan penelitian diatas, maka peneliti memilih metode penelitian deskriptif. Kecenderungan untuk menggunakan metode penelitian ini, didasarkan pada pertimbanagan bahwa metode ini dianggap sangat relevan dengan materi penulisan, karena penelitian yang dilakukan hanya bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya dari kejadian yang diteliti. Selain itu, guna memperoleh data yang obyektif dan valid dalam rangka memecahkan permasalahan yang ada. Guna memperoleh data dan informasi serta keterangan- keterangan bagi kepentingan penulis, selanjutnya maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : Wawancara, Telaah Dokumen serta observasi. Di lapangan ditemukan realita bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi penerimaan pajak bahan galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan sebagai akibat dari belum optimalnya upaya yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah dalam pengoptimalan penerimaan pajak bahan galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan ini. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor sumber daya manusia yang dimiliki, faktor ketegasan kebijakan (aturan) Perda dan faktor kepatuhan wajib pajak. Dari analisis yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan beberapa saran yaitu : (1) Pemerintah daerah dapat meningkatkan kerja sama dengan instansi dan lembaga lain yang terkait dalam mengelola pajak daerah dan retribusi daerah sehingga selain dapat mengoptimalkan pengoperasian dan pengendalian terhadap wajib pajak juga terjadi koordinasi dan juga dapat memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. (2) Melaksanakan penataan kembali sistem pelayanan administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah dan himbauan kepada wajib pajak untuk segera membayar pajak sebelum jatuh tempo, sehingga setiap wajib pajak dapat membayar pajak dengan mudah dan tepat waktu. (3) Melakukan Pelatihan dan Diklat kepada petugas pajak agar Kualitas dan keahlian aparatur ini dapat mempengaruhi keberhasilan DPKD untuk meningkatkan capaian penerimaan dari sektor pajak. (4) Melaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan kepada para wajib pajak tentang kewajiban akan wajib pajak, aturan, sasar penetapan pajak serta tindak pidana atas pelanggaran yang terjadi