JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT DESA BATU AMPAR KECAMATAN KEDURANG KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Indonesia merupakan negara tropis yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia dan termasuk dalam tiga negara yang mempunyai keanekaragaman yang paling tinggi dari 10 negara mega diversity di dunia selain Brasil dan Zaire. Sepuluh persen dari seluruh spesies tumbuhan berbunga di dunia terdapat di Indonesia, meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,32 % dari total luas daratan dunia Desa Batu Ampar merupakan salah satu desa di Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan. Desa ini berada di sekitar Hutan Produksi Tetap Air Kedurang Registrasi 81 dan Hutan Lindung Bukit Raja Mendara Registrasi 32. Interaksi masyarakat dengan hutan di sekitarnya sudah berlangsung sejak lama. Keberadaan desa yang dekat dengan hutan merupakan salah satu faktor pendukung mudahnya akses masyarakat dengan hutan. Penelitian tentang jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Batu Ampar belum pernah dilakukan, maka penelitian ini di perlukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data dan informasi tentang jenisjenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dikumpulkan melalui wawancara yang berpedoman pada kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Desa Batu Ampar. Responden yang diwawancarai sebanyak 34 KK (20% dari populasi) diambil berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarga dalam populasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Batu Ampar masih banyak memanfaatkan berbagai tumbuhan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, hingga saat ini mereka masih memiliki interaksi yang kuat dengan hutan yang ada di sekitarnya. Klasifikasi tumbuhan berdasarkan pemanfaatannya oleh masyarakat desa Batu Ampar yaitu tumbuhan sebagai bahan makanan sebanyak 35 jenis, sebagai bahan obat-obatan sebanyak 27 jenis, sebagai bahan bangunan sebanyak 15 jenis, sebagai bahan pagar sebanyak 9 jenis, sebagai bahan kayu bakar sebanyak 9 jenis, sebagai bahan anyaman dan tali temali sebanyak 8 jenis, sebagai bahan pewarna sebanyak 2 jenis dan sebagai bahan racun sebanyak 1 jenis. Tumbuhan tersebut diambil dari lahan milik masyarakat sendiri sebanyak 50 jenis dan diambil dari hutan sebanyak 32 jenis. Penelitian ini memiliki cakupan yang luas sehingga disarankan untuk mengkaji suatu bidang secara mendalam