PERBANDINGAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) DAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) PADA TEKNIK WATERMARKING DALAM PERLINDUNGAN HAK CIPTA CITRA DIGITAL

Perkembangan teknologi digital dan internet saat ini telah memberikan kemudahan untuk melakukan akses juga mendistribusikan berbagai macam informasi dalam format digital ,tak terkecuali citra digital. Kemudahan tersebut akhirnya dapat dimanfaatkan secara “negatif” tanpa memperhatikan aspek Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terutama dalam hal duplikasi, distribusi, dan manipulasi citra digital. Dengan demikian, diperlukan suatu cara untuk mengatasi hal yang berkaitan dengan pelanggaran hak cipta ini, yang memiliki sifat-sifat seperti invisible, robustness, dan trackable. Teknik watermarking tampaknya memiliki ketiga sifat tersebut, karena faktor-faktor invisibility dan robustness dapat kita atur, dan data yang ber-watermark dapat diduplikasi seperti layaknya data digital. Terdapat 2 metode watermarking yang populer dan sama-sama bekerja pada domain frekuensi yaitu Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Discrete Cosine Transform (DCT). Dalam penelitian ini kedua metode tersebut dibandingkan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan masing-masing metode watermarking tersebut dalam melindungi hak cipta citra digital. Perbandingan yang dilakukan lebih difokuskan pada kualitas citra hasil watermarking berdasarkan perbandingan nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) dan tingkat ketahanan watermark yang disisipkan menggunakan masing-masing metode terhadap beberapa serangan (pemodifikasian) berdasarkan nilai koefisien korelasi dari watermark terdeteksi. Penelitian ini membuktikan bahwa metode Discrete Wavelet Transform (DWT) lebih unggul daripada Discrete Cosine Transform (DCT) baik dalam hal kualitas citra ber-watermark hasil watermarking maupun tingkat ketahanan watermark