PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SUKUN (Artocarpus communis) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KARKAS PADA AYAM BROILER

Salah satu ternak unggas yang sangat potensial sebagai ternak penghasil daging adalah ayam broiler, karena pertumbuhan ayam broiler sangat cepat dan dapat menghasilkan daging dalam jumlah yang banyak. Rasa daging ayam lebih disukai oleh masyarakat. Dewasa ini masyarakat atau konsumen lebih selektif dalam memilih daging, dengan kriteria warna daging yang merah, warna karkas yang kuning, dan rasa yang enak. Rasa daging ayam masih perlu ditingkatkan. Salah satu tumbuhan yang potensial untuk mengatasi masalah tersebut adalah daun sukun (Artocarpus communis). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun sukun terhadap kualitas karkas pada ayam broiler. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap (RAL) Delapan puluh ekor ayam broiler umur 7 hari dikelompokkan secara acak menjadi 4 perlakuan. Setiap perlakuan dibagi menjadi 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri 5 ekor ayam. Perlakuan P0 diberikan pakan tampa campuran tepung daun sukun, dan 3 perlakuan P1, P2, dan P3 diberikan pakan dengan campuran tepung daun sukun 2%, 4%, dan 6%. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sukun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat karkas, persentase karkas, meat bone ratio, susut masak, warna daging, bau daging dan rasa daging ayam broiler, namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein daging paha. Urutan nilai rartaan masingmasing perlakuan untuk berat karkas adalah 1114,5 gram (P0), 1124,5 gram(P1), 1170,5 gram (P2), dan 1184gram (P3). Urutan nilai persentase karkas masing-masing perlakuan P0 65,29 %, P1 66,84%, P2 64,81% dan P3 66,23%. Nilai tertinggi yaitu pada perlakuan P1 66,84%. Pada meat bone ratio paha terjadi peningkatan pada P1, P2, dan P3 terhadap kontrol. Dengan rataan perlakuan P0 2,54, P1 2,73, P2 2,29, dan P3 2,78. Meat bone ratio dada terjadi peningkatan P1, P2, dan P3 terhadap kontrol. Dengan rataan perlakuan P0 6,62, P1 7,01, P2 6,39, dan P3 6,70. Meat bone ratio dada dan paha terjadi peningkatan Pada P1, P2, dan P3. Dengan rataan perlakuan P0 3,48, P1 4,11, P2 3,64, dan P3 4,08. Pada susut masak terjadi penurunan pada P2. Dengan rataan perlakuan P0 15,50%, P1 15,76%, P2 14,80%, dan P3 15,91%. Warna daging terjadi kenaikan dari sangat pucat menjadi pucat dengan rataaan masing-masing P0 1,7, P1 1,75, P2 2,31, dan P3 2,48. Warna kulit terjadi kenaikan dari tidak kuning menjadi sedikit kuning dengan rataan masing-masing P0 1,81, P1 2,06, P2 2,31, dan P3 2,4. Bau daging terjadi penurunan dari agak amis menuju kurang amis. P0 3,66, P1 4,07, P2 4,29, dan P3 4,23. Rasa daging terjadi peningkatan menuju ke ara yang cukup enak. Pada P0 2,65, P1 2,24, P2 2,88 dan P3 2,91. Pada kadar protein daging paha nilai tertinggi terdapat pada P2. Dengan rataan P0 21,606%, P1 21,955%, P2 22,147%, dan P3 21,933%. Penggunaan tepung daun sukun dalam ransum broiler tidak berpengaruh nyata terhadap berat karkas, persenase karkas, meat bone ratio, cooking losss, warna daging, warna kulit, bau, dan rasa pada ayam broiler, namun berpengaruh nyata terhadap kadar protein daging paha ayam broiler. Penelitian ini belum memberikan hasil yang memuaskan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan level atau metode pemberian pakan yang berbeda