PEMANFAATAN KAPUR DAN PUPUK MIKROB UNTUK PERBAIKAN BEBERAPA SIFAT BIOLOGI TANAH DAN HASIL KEDELAI PADA ULTISOL BENGKULU

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia karena digunakan untuk mencukupi kebutuhan protein bagi sebagian besar masyarakat dan juga sebagai bahan baku industri pangan dan pakan. Dari tahun ke tahun hasil kedelai di Propinsi Bengkulu relatif terus mengalami penurunan. Untuk itu diperlukan adanya usaha untuk meningkatkan hasil kedelai. Salah satunya dengan ekstensifikasi pada Ultisol. Ultisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah oleh karena itu diperlukan masukan berupa kapur dan pupuk mikrob. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum pupuk mikrob pada tiga taraf pemberian kapur untuk perbaikan beberapa sifat biologi tanah dan hasil kedelai pada Ultisol Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2006 sampai bulan November 2006 di Rumah Kaca, Laboratorium Ilmu Tanah dan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yakni dosis kapur terdiri atas tiga taraf yaitu : kapur 0xAl-dd, kapur 1xAl-dd, dan kapur 2xAl-dd. Sedangkan faktor kedua yakni dosis pupuk mikrob terdiri atas tiga taraf yaitu : tanpa pupuk mikrob, 500 g pupuk mikrob polybag 1 -1 - , dan 1000 g pupuk mikrob polybag . Data yang diporoleh dianalisis varians (uji F) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan analisis regresi atas dasar metode Polynomial Orthogonal untuk menentukan dosis optimum pupuk mikrob dan uji BNT untuk membandingkan rata-rata antar dosis kapur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapur dan pupuk mikrob berinteraksi nyata meningkatkan variabel respirasi tanah, jumlah bintil akar, dan berat biji tanaman -1 . Dosis optimum pupuk mikrob untuk meningkatkan respirasi tanah dan jumlah bintil akar masing-masing pada dosis kapur 1xAl-dd dan 2xAl-dd yang dihasilkan pada dosis pupuk mikrob 556,25 g dan 547,85 g. Sedangkan untuk variabel -1 berat biji tanaman dosis optimum belum ditemukan