APLIKASI CAMPURAN GLYFOSAT DAN 2,4-D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG PADA SISTEM TOT DI LAHAN ALANG-ALANG

Jagung (Zea mays L) merupakan tanaman penting setelah padi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena diperlukan untuk bahan makanan dan pakan ternak. Peningkatan produksi jagung secara ekstensifikasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan tidur yang banyak ditumbuhi alang-alang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat campuran herbisida glyfosat dan 2,4-D, membandingkan herbisida glyfosat dan 2,4-D baik yang diaplikasikan secara tunggal maupun campuran terhadap komposisi gulma, menjelaskan hubungan antara keberadaan gulma dengan hasil jagung dan membandingkan pertumbuhan dan hasil jagung akibat aplikasi herbisida glyfosat dan 2,4-D baik secara tunggal maupun campuran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2006, di Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor yaitu dosis herbisida yang terdiri dari glyfosat 2160 g/ha + 2,4 D 1080 g/ha, glyfosat 1458 g/ha + 2,4-D 1297,5 g/ha, glyfosat 729 g/ha + 2,4-D 2595 g/ha, glyfosat 2916 g/ha, 2,4-D 2595 g/ha, glyfosat 1458 g/ha, dan 2,4-D 5190 g/ha Campuran herbisida glyfosat 1458 g/ha + 2,4-D 1297,5 g/ha bersifat aditif terhadap berat kering alang-alang dan berat kering gulma total pada pengamatan 1 bulan SAH dan 14 mst. Campuran herbisida glyfosat 729 g/ha + 2,4-D 2595 g/ha bersifat sinergis terhadap berat kering alang-alang pada pengamatan 1 bulan SAH dan 14 mst dan bersifat sinergis terhadap berat kering gulma total pada pengamatan 1 bulan SAH, akan tetapi bersifat aditif pada pengamatan 14 mst. Herbisida 2,4-D yang diaplikasikan secara tunggal pada dosis 2595 g/ha dan 5190 g/ha kurang efektif dalam menekan pertumbuhan alang-alang dan gulma total. Perbedaan dosis dan bahan aktif akan mengakibatkan penekanan yang berbeda terhadap gulma dan secara langsung akan menyebabkan perbedaan komposisi gulma. Jenis dan dosis herbisida yang berbeda tidak berpengaruh terhadap diameter batang dan ILD jagung, namun demikian campuran herbisida glyfosat + 2,4-D dan glyfosat yang diaplikasikan secara tunggal menghasilkan berat kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2,4-D yang diaplikasikan secara tunggal. Herbisida campuran glifosat + 2,4-D dan glifosat yang diaplikasikan secara tunggal menghasilkan berat jagung tanpa klobot yang lebih tinggi dibandingkan herbisida 2,4-D pada dosis 5190 g/ha. Kehadiran gulma selama pertumbuhan jagung berpengaruh nyata terhadap berat jagung tanpa klobot. Perbedaan berat pipil jagung secara langsung bukan disebabkan oleh keberadaan gulma akan tetapi karena serangan tikus. Campuran herbisida glyfosat 729 g/ha + 2,4-D 2595 g/ha bersifat sinergis dan campuran herbisida glyfosat 1458 g/ha + 2,4-D 1297,5 g/ha bersifat aditif akan tetapi campuran herbisida glyfosat 1458 g/ha + 2,4-D 1297,5 g/ha lebih mampu untuk mengendalikan alang-alang dan gulma total, oleh sebab itu glyfosat 1458 g/ha + 2,4-D 1297,5 g/ha lebih disarankan digunakan untuk mengendalikan alang-alang dan gulma total. Aplikasi herbisida hanya mampu untuk mempersiapkan lahan secara TOT, Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian gulma lebih lanjut selama siklus pertumbuhan jagung