PERBAIKAN SIFAT FISIKA ULTISOLS MELALUI PEMBERIAN CMA DAN BOKASHI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI 5 VARIETAS UBI JALAR

Tanah di Indonesia pada umumnya didominasi oleh ordo Ultisols. Ordo ini luasnya diperkirakan mencapai 48.000.000 ha. Potensi lahan Ultisols yang sangat luas ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian karena memiliki sifat-sifat tanah yang jelek, sehingga masih banyak yang dibiarkan terlantar dan ditumbuhi alang-alang. Untuk meningkatkan produktivitas ordo ultisols ini diperlukan perbaikan sifat-sifat tanah melalui pemberian masukan pupuk anorganik dan dibarengi dengan penambahan pupuk organik ke dalam tanah. Peningkatan produktivitas tanaman dengan memberikan pupuk anorganik sangat efektif namun meninggalkan residu yang ditinggalkan dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari teknologi alternatif yang tidak saja mengatasi kendala tanah marginal tetapi juga dapat menghasilkan produk yang sehat dan ramah lingkungan. Salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan pupuk hayati. Pupuk hayati yang umum digunakan ialah bokashi dan CMA. Potensi lahan Ultisols yang cukup luas dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan sekiranya dikelola secara optimal dengan mengembangkan jenis tanaman yang dapat memproduksi pangan dengan teknik budidaya yang sederhana, tidak memerlukan input mahal namun memiliki produktivitas karbohidrat tinggi per satuan luasnya. Di antara jenis tanaman penghasil karbohidrat, ubi jalar merupakan jenis tanaman yang sangat produktif. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk membandingkan perubahan sifat fisika Ultisols melalui pemberian pupuk hayati pada setiap varietas ubi jalar dan menentukan produksi 5 varietas ubi jalar pada Ultisols. Penelitian dalam bentuk percobaan lapangan dilaksanakan di lahan Penelitian Fakultas Pertanian Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yang waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan September 2008 sampai Februari 2009. Pada penelitian ini diuji dua macam perlakuan yaitu 5 varietas Ubi jalar yang terdiri atas : Cilembu, Shiroyutaka, Sewu, Kidal dan Jago sebagai faktor pertama; sedangkan faktor kedua adalah jenis pupuk hayati yang terdiri atas : tanpa pupuk hayati (Kontrol), CMA, bokashi dan kombinasi CMA+bokashi. Bokashi yang diberikan yaitu campuran alang-alang, kotoran ternak dan dedak yang dikomposkan. Perlakuan disusun secara faktorial dengan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dalam 3 blok sebagai ulangannya, sehingga diperoleh 60 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati nyata meningkatkan stabilitas agregat tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya agregat tanah 1,7%. Persen agregat tertinggi sebesar 0,32% ditunjukkan oleh pemberian Bokashi dan yang terendah sebesar 0,20% ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pupuk hayati. Pada sifat fisika tanah yang lainnya pupuk hayati berpengaruh tidak nyata. Produksi umbi ubi jalar pada perlakuan pemberian pupuk hayati tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati yaitu sebesar 3,39 kg dan berat biomassa non ekonomis tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan CMA yaitu sebesar 227,75 g. Produksi umbi paling tinggi pada tanaman ubi jalar didapat pada varietas Kidal dan Shiroyutaka yaitu sebesar 4,22 kg m -2 -1 atau setara dengan 42,2 ton ha . Produksi biomassa non ekonomis tanaman tertinggi didapat pada varietas Kidal yaitu sebesar 205,42 g. Hal ini menunjukkan bahwa varietas Kidal dan Shiroyutaka cocok untuk dikembangkan di tanah ultisol Bengkulu