KORELASI ANTARA PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI PADA PENGURANGAN DOSIS UREA YANG DISUBSTITUSIKAN BOKASI TUSUK KONDE (Wedelia trilobata)

Pemakaian pupuk urea (N-anorganik) yang dilakukan secara terus menerus untuk membudidayakan tanaman dapat mengakibatkan terjadinya penurunan pH tanah. Bila hal ini terus terjadi, kondisi tanah akan semakin buruk yang salah satunya ditandai dengan perakaran tanaman akan sulit menyerap unsur hara dari dalam tanah. Untuk mengurangi pemakaian pupuk urea, sebagai alternatif dapat dilakukan dengan enggunakan pupuk organik berasal dari tumbuhan Tusuk konde (Wedelia trilobata). Tusuk konde merupakan tumbuhan yang dapat dibuat menjadi kompos atau bokasi yang digunakan sebagai sumber pupuk organik yang juga mengandung unsur N. Selama ini dalam budidaya pertanian, dalam memenuhi kebutuhan nitrogen lebih banyak mengandalkan pupuk buatan (anorganik), padahal ketersediaan pupuk buatan tersebut semakin lama menjadi terbatas dan ini akan membuat harga pupuk semakin ahal. Oleh karena itu diperlukan sumber nitrogen alternatif yang bisa didapatkan dari pupuk organik. Pupuk organik yang berasal dari bokasi tusuk konde yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik (urea) dalam budidaya tanaman cabai diharapkan dapat memberikan informasi awal untuk pertanian berkelanjutan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan bokasi tusuk konde sebagai substitusi pupuk N-anorganik pada tanaman cabai. Untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan dan hasil tanaman perlu diketahui melalui uji korelasi antara pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pertumbuhan tanaman cabai yang diberi pupuk N-anorganik dan bokasi tusuk konde serta mengukur derajat keeratan antara komponen pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang telah diberi pupuk anorganik dan bokasi tusuk konde. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 sampai Januari 2009 di Rumah Kaca dan Laboratorium Agronomi serta Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap dengan faktor tunggal. Sebagai perlakuan adalah pengurangan dosis urea yang disubstitusi dengan bokasi tusuk konde yang terdiri dari A = Bokasi tusuk konde 100% + 0% pupuk Urea (1,84 g N-organik/polibag), B = Bokasi tusuk konde 75% + 25% pupuk Urea (1,38 g N-organik + 0,46 N-anorganik/polibag), C = Bokasi tusuk konde 50% + 50% pupuk Urea (0,92 g N-organik + 0,92 N-anorganik/polibag), D = Bokasi tusuk konde 25% + 75% pupuk Urea (0,46 g N-organik + 1,38 Nanorganik/polibag), dan E = Bokasi tusuk konde 0% + 100% pupuk Urea (1,84 g Nanorganik/polibag). Hasil percobaan menunjukkan bokasi tusuk konde 100% (1,84 g Norganik/tan) yang diberikan pada tanaman cabai menghasilkan bobot kering akar tanaman yang lebih berat bila dibandingkan dengan bobot kering akar tanaman yang hanya diberi pupuk urea pada saat tanaman umur 2 MST, sehingga tidak ada perbedaan pertumbuhan pada tanaman cabai baik yang dipupuk urea maupun yang disubstitusi bokasi tusuk konde. Dengan demikian bokasi tusuk konde mampu menggantikan pupuk urea. Terdapat hubungan negatif sedang antara jumlah buah cabai dengan bobot satu buah (r = -0,48) sedangkan antara jumlah buah cabai dengan bobot segar buah berkorelasi positif sangat erat (r = 0,81). Bokasi tusuk konde, pupuk urea dan kombinasi kedua pupuk menyumbang unsur N pada pertumbuhan dan hasil cabai sehingga perlu dilakukan penelitian tentang rentang waktu tanam sejak pencampuran bokasi ke media tanam untuk mengetahui ketersediaan N yang tepat bagi tanaman