ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU DENGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Pembangunan di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan merupakan bagian integral dari kebijaksanaan pembangunan nasional, sehingga arah dan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai harus sejalan dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan secara nasional. Provinsi Bengkulu dulunya sebelum memperoleh status pada tahun 12 september 1967, merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan yang telah melepaskan diri. Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan adalah wilayah yang memiliki perbedaan karakteristik sumber daya alam, perbedaan tersebut memungkinkan perbedaan pertumbuhan ekonomi/pembangunan. Perbedaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tersebut membuat daerah dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa klasifikasi daerah berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dengan alat analisis tipologi Klassen. Sedangkan untuk menganalisa disparitas pembangunan ekonomi Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan berdasarkan pendapatan perkapita dan jumlah penduduk dengan alat analisis indeks Williamson. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini merupakan data time series (data berkala) selama periode dari tahun 2003-2007 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis Tipologi Klassen (tipologi daerah) dan alat analisis indeks Williamson. Alat analisis tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui klasifikasi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita daerah. Sedangkan analisis indeks Williamson digunakan untuk menghitung disparitas pembangunan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Dengan menggunakan alat analisis tipologi Klassen, maka daerah Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan dikategorikan sebagai daerah berkembang cepat diantara provinsi di Pulau Sumatera. Dimana Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan memiliki ratarata pertumbuhan ekonomi lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Sedangkan untuk pendapatan perkapita Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Sumatera. Hasil perhitungan ketimpangan pembangunan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan yang dianalisis dengan menggunakan Indeks Williamson menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pembangunan Provinsi Bengkulu dapat dikatakan belum merata/timpang dikarenakan memiliki nilai indeks Williamson mendekati satu dan Sumatera Selatan dapat dikatakan semakin merata dikarenakan memiliki nilai indeks Williamson mendekati nol. Hal ini Namun, Provinsi Bengkulu memiliki nilai indeks Williamson lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Selatan selama periode penelitian. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan dan kemajuan Provinsi Sumatera Selatan lebih baik dari Provinsi Bengkulu. Untuk mengejar ketinggalan tersebut maka Provinsi Bengkulu diharapkan dapat bekerja secara maksimal dalam meningkatkan seluruh kinerja perekonomiannya