STRATEGI POLITICAL MARKETING CALON INCUMBENT PADA PEMILUKADA 2010 DI KABUPATEN SELUMA

Pemilukada 2010 di Provinsi Bengkulu merupakan ajang partisipasi masyarakat terhadap pemerintahan. Pemilukada 2010 diadakan secara serentak dan sangat fenomenal ini terselenggara dihampir semua Kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu. Dalam pemilukada ini pula yang menarik perhatian adalah munculnya beberapa calon incumbent yang ikut dalam pemilahan tersebut. Hampir semua calon incumbent yang memenangkan prosesi pemilihan tersebut di masing-masing Kabupaten kecuali incumbent Kabupaten Lebong. Pada kegiatan kampanye setiap kandidat mempunyai cara tersendiri untuk mendapatkan simpatisan. Salah satu dengan strategi Politial marketing. Political Marketing inilah merupakan kegiatan yang mampu menghantarkan calon incumbent merebut kembali jabatannya sebagai perpanjangan tangan masyarakat untuk periode yang kedua kalinya, baik itu kampanye yang dilakukan dengan tatap muka langsung, kampanye dengan menggunakan juru kampanye ataupun kampanye dengan menggunakan media massa. Dengan kegiatan political marketing ini pulalah yang menghantarkan cakon incumbent di Kabupaten Seluma memperoleh persentase suara tertinggi untuk seluruh wilayah Provinsi Bengkulu yaitu sebanyak 66,77%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kegiatan political marketing yang political marketing yang dilakukan calon incumbent di Kabupaten Seluma terpilih yang mampu membawa dia merebut simapati masyarakat di Kabupaten Seluma dengan persentase tertinggi. Metode penelitian ini menggunakan pendektan kualitatif dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandidat calon incumbent di Kabupaten Seluma melakukan kegiatan political marketing. Diantara kegiatan political marketing yang dilakukan calon yang paling dominan adalah kegiatan kampanye dengan tatap muka langsung. Selain itu juga calon incumbent Seluma memenfaatkan positioning politik serta menggunakan pendekatan diversifikasi : jaringan politis, kepentigan, tradisional, emosional, koersif dan power