Analisis sikap menabung pedagang kaki lima pada bank perkreditan rakyat di kota bogor

Kesulitan akan adanya informasi dan akses perbankan membuat para pelaku usaha mikro menjadi target utama bagi para rentenir dan pihak yang mengatasnamakan dirinya sebagai tempat menabung. Hal ini kerap kali merugikan pelaku usaha mikro atas tidak adanya tanggung jawab atas keberadaan uang yang disimpan serta bunga harian kredit yang tinggi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu lembaga keuangan yang tepat dan strategis bagi para pelaku usaha mikro karena menawarkan prosedur dan pelayanan perbankan yang cepat dan sederhana, memiliki lokasi yang dekat dengan masyarakat, dan mengutamakan pendekatan personal dengan nasabah. Disisi lain, dengan masuknya negara Indonesia menjadi anggota Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2020 menjadikan bank-bank yang ada di Indonesia termasuk BPR untuk bersaing meningkatkan kinerja demi mempertahankan keberadaanya di industri perbankan. Salah satu kinerja bagi BPR yang dapat diukur adalah dana pihak ketiga yang menjadi potensi besar bagi BPR untuk meningkatkan komposisi dana pihak ketiga yang berupa tabungan dari pedagang kaki lima (PKL) sebagai pelaku usaha mikro. Pada penelitian kali ini dianalisis komponen sikap sesuai dengan Theory of Planned Behavior yang terdiri dari Attitude Toward Behavior, Subjective Norms, dan Perceived Behavioral Control mampu mempengaruhi minat seorang PKL untuk dapat menabung di BPR, selain itu dianalisis pula apakah terdapat hubungan antara sisa pendapatan harian, tingkat pendidikan, dengan lama waktu usaha PKL dengan minat menabung di BPR saat ini dan pada jangka waktu tiga tahun kemudian. Metode penelitian yang dilakukan yaitu desain survey dan responden diperoleh dengan cara mendekati pusat pendidikan, perkantoran, pasar, taman, serta tempat rekreasi yang banyak dijadikan tempat bagi PKL dalam melaksanakan usaha. Responden diperoleh secara convenience dan jumlah responden yang digunakan adalah 132 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis hubungan, dan analisis Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak tiga puluh enam persen responden telah melakukan kegiatan menabung melalui arisan. Lama waktu usaha, tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan minat menabung di BPR saat ini dan tiga tahun yang akan datang. Pendapatan yang tidak dikonsumsi memiliki hubungan dengan minat menabung di BPR saat ini, tetapi tidak memiliki hubungan dengan minat menabung di BPR tiga tahun kemudian. Komponen pembentuk sikap yaitu Attitude Toward Behavior, Subjective Norms, dan Perceived Behavioral Control memiliki hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi minat menabung di BPR