Optimasi dan Perencanaan Produksi Udang Beku di PT Centralwindu Sejati Surabaya

T RATNA YUDYTHIA ANDAYANI, 2001. Optimasi dan Perencanaan Produksi Udang Beku di PT Centralwindu Sejati Surabaya. Di bawah bimbingan ANAS MIFTAH FAUZl dan WATl HERMAWATI. Krisis moneter yang melanda lndonesia pada tahun 1997 telah memperburuk kondisi perekonomian negara ini. Hampir semua sektor bisnis pada sendi-sendi perekonomian lndonesia mengalami kemunduran bahkan kelumpuhan. Hanya sedikit sekali sektor bisnis yang mampu bangkit kembali dan bertahan melalui badai krisis moneter tersebut. Salah satunya adalah sektor agribisnis, yang termasuk didalamnya subsektor perikanan, bukan saja mampu bertahan namun juga mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap perolehan devisa negara lndonesia. Kornoditas udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang marnpu memberikan sumbangan devisa yang besar bagi lndonesia. Walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 1997 akibat krisis moneter dan serangan penyakit, namun bisnis komoditas udang mampu bangkit kembali dan berjaya terutama dalam ha1 ekspor ke pasar internasional. Harga udang di pasar dunia sangat tinggi. Hal ini disebabkan produksi udang dunia tidak mampu memenuhi permintaan udang dunia. Harga udang produksi lndonesia di pasar internasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. lndonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam bisnis udang dunia. PT Centralwindu Sejati Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengolahan dan ekspor udang. Produk udang beku yang mampu diproduksi oleh PT Centralwindu Sejati Surabaya sebanyak sepuluh jenis, namun jenis yang diproduksi setiap harinya tergantung pada permintaan pasar, sehingga saat ini hanya terdapat enam jenis produk yang secara rutin diproduksi oleh PT Centralwindu Sejati Surabaya. Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis, PT Centralwindu Sejati Surabaya tidak terlepas dari keinginan untuk selalu memperoleh keuntungan. Hal ini bertujuan agar perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya serta mampu bersaing dalam industri pengolahan dan ekspor udang. Keuntungan maksimum dapat diperoleh dengan berproduksi secara optimum. Artinya PT Centralwindu Sejati Surabaya perlu melakukan aktivitas bisnis yang optimal dan mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada produk- produk yang menguntungkan dari beragamnya produk yang diproduksi oleh perusahaan. Selain itu PT Centralwindu Sejati Surabaya perlu mengetahui produk-produk yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat beroperasi secara efisien dan mampu memenuhi permintaan pasar. � Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa jumlah produksi dan jenis produk yang optimum bagi PT Centralwindu Sejati Surabaya yang disesuaikan dengan target keuntungan yang ingin dicapai, permintaan pasar yang ingin dipenuhi dan berbagai kendala sumber daya yang ada di perusahaan tersebut, serta memberikan rekomendasi perencanaan produksi untuk tahun 2002 berdasarkan hasil optimasi produksi kepada PT Centralwindu Sejati Surabaya. Optimasi produksi PT Centralwindu Sejati Surabaya dilakukan dengan menggunakan metode Goal Programming. Teknik analisa Goal Programming ini dilakukan dengan bantuan program komputer Quantitative Method (QM) for Windows version 2.0. Terdapat tiga unsur penting dalam model Goal Programming tersebut yaitu variabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala sasaran. Variabel keputusan model optimasi tersebut adalah enam jenis produk yang secara rutin diproduksi oleh PT Centralwindu Sejati Surabaya. Terdapat lima fungsi tujuan yang ingin dicapai dan 24 fungsi kendala sasaran. Sebelumnya dilakukan peramalan permintaan pasar PT Centralwindu Sejati Surabaya untuk tahun 2002 sebagai salah satu fungsi tujuan yang ingin dicapai dan fungsi kendala sasaran yang menyusun model optimasi tersebut. Peramalan tersebut dilakukan menggunakan enam metode peramalan kuantitatif dan dipilih metode yang menghasilkan MAD dan MSE terkecil. Enam metode tersebut adalah Weighted Moving Average, Single Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing, Double Exponential smoothing with Linear Trend, Linear Regression dan Winter's Model. Peramalan ini dibantu dengan program komputer Quantitative System for Business (QSB) version 3.0. Hasil peramalan menunjukkan bahwa permintaan pasar PT Centralwindu Sejati Surabaya untuk tahun 2002 adalah sebagai berikut. Produk Sushi Ebi sejumlah 305.196 kg, Tempura 296.424 kg, Cooked Peeled Block 663.025 kg, Cooked Peeled IQF 39.252 kg, Raw Peeled Block 272.267 dan Raw Peeled IQF sejumlah 928.182 kg. Model awal optimasi produksi PT Centralwindu Sejati Surabaya memberikan prioritas yang berbeda kepada lima tujuan yang ingin dicapai. Pemberian prioritas disesuaikan dengan keinginan PT Centralwindu Sejati Surabaya, yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan tersebut. Hasil optimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi volume produk bagi PT Centralwindu Sejati Surabaya pada tahun 2002 sesuai dengan target yang ingin dicapai, yaitu Sushi Ebi 305.196 kg, Tempura 296.424 kg, Cooked Peeled Block 663.025 kg, Cooked Peeled IQF 39.252, Raw Peeled Block 272.267 kg dan Raw Peeled IQF sebanyak 928.182 kg. Untuk memproduksi produk- produk tersebut pada tahun 2002, maka dibutuhkan penggunaan mesin Spiral Freezer sebanyak 313.810,8 menit, Tunnel Freezer sebanyak 91.558,8 menit, Contact Freezer sebanyak 280.587,6 menit, Filletting sebanyak 66.593,8 menit, Vacuum Sushi Ebi sebanyak 140.817,4 menit, Vacuum Tempura sebanyak 219.561,3 menit, Cookersebanyak 81 1.236,4 menit dan Boiler-Stragner sebanyak 18.922,2 menit serta tenaga kerja operator proses produksi sebanyak 517 orang. � Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas skenario I,yaitu dengan mengubah koefisien fungsi kendala sasaran keuntungan. Koefisien tersebut merupakan keuntungan per unit tiap jenis produk yang ditingkatkan sebesar 15 %. Hasil analisis sensitivitas skenario Itersebut menunjukkan bahwa solusi optimal yang diperoleh sama dengan hasil optimasi model awal. Hal ini disebabkan urutan prioritas yang diberikan kepada kelima fungsi tujuan yang ingin dicapai tidak mengalami perubahan, di mana fungsi tujuan memenuhi permintaan pasar merupakan prioritas pertama. Oleh karena itu keseluruhan solusi optimal yang dihasilkan disesuaikan dengan penyelesaian fungsi tujuan prioritas pertama tersebut. Analisis sensitivitas skenario IIdilakukan dengan mengubah urutan prioritas kelima fungsi tujuan dan koefisien fungsi kendala sasaran keuntungan yang ditingkatkan sebesar 15 %. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada kombinasi volume produk, perolehan keuntungan, penggunaan kapasitas mesin dan kebutuhan tenaga kerja pada tahun 2002. Kombinasi volume produk hasil analisis sensitivitas skenario IIadalah Sushi Ebi412.000 kg, Tempura 296.424 kg, Cooked Peeled Block 501.791,4 kg, Raw Peeled Block 272.267 kg dan Raw Peeled IQF sebanyak 928.182 kg. Terdapat satu produk yang sama sekali tidak diproduksi yaitu Cooked Peeled IQF. Untuk memproduksi produk-produk tersebut pada tahun 2002, maka dibutuhkan penggunaan mesin Spiral Freezer sebanyak 327.321,2 menit, Tunnel Freezer sebanyak 123.600 menit, 'Contact Freezer sebanyak 232.215 menit, Filletting sebanyak 89.898,4 menit, Vacuum Sushi Ebi sebanyak 190.096,8 menit, Vacuum Tempura sebanyak 219.561,3 menit, Cooker sebanyak 567.014,8 menit dan Boiler-Stragner sebanyak 25.544 menit serta tenaga kerja operator proses produksi sebanyak 485 orang. Hasil optimasi model awal dijadikan sebagai rencana produksi PT Centralwindu Sejati Surabaya tahun 2002, sebab sesuai dengan keadaan dan keinginan perusahaan tersebut saat ini. Hasil analisis sensitivitas Skenario II tidak dijadikan rencana produksi tahun 2002 karena merupakan pengandaian atas keadaan yang diinginkan atau mungkin terjadi dan bukan keadaan yang sebenarnya saat ini. Untuk merealisasikan rencana produksi berdasarkan hasil optimasi model awal tersebut, maka untuk tahun 2002 PT Centralwindu Sejati Surabaya cukup menggunakan kapasitas reguler untuk mesin Tunnel Freezer, Filletting dan Boiler-Stragner. Namun perusahaan tersebut perlu memberlakukan lembur untuk mesin Vacuum Sushi Ebi, sistem kerja 2 shift untuk mesin Vacuum Tempura, sistem kerja 3 shift untuk mesin Spiral Freezer dan Contact Freezer serta penyewaan kapasitas pabrik lain untuk mesin Cooker. Penghitungan koefisien fungsi kendala kapasitas mesin menggunakan asumsi bahwa delapan mesin yang dianalisa tersebut selalu dalam keadaan kapasitas penuh (full capacity). Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil optimasi yang lebih akurat, perlu dilakukan penghitungan kembali koefisien mesin yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. � Pihak manajemen PT Centralwindu Sejati Surabaya juga perlu melakukan penghitungan kembali jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahun 2002, jika akan rnemberlakukan sistem kerja shift untuk rnengatasi masalah kekurangan kapasitas beberapa mesin produksi.